For You My Diary
Title         : For You My Diary
Author    : Eun-Febby.HaeMa or Febby Fatma
Length     : OneShort
Genre      : Romance, Friendship, School Story, etc.
Rating     : All
Cast         :
·         Jung Jessica as Han ChiHan
·         Kim TaeYeon as Shin InSuk
·         Lee HyukJae/Eunhyuk as Lee HyukJae

############
26 Febuari 2012
Diary …..
Hari ini hari ulang tahunku yang ke-17
Senangnya hari ini dia ingat akan hari ulang tahunku
Dan bahkan dia memberiku sebuah kado
Kado yang special, sangat special
Sebuah kalung yang berbandul huruf inisial kami
Cantik sekali
############
11 Maret 2012
Diary ….
Hari ini aku dan dia pergi ke pantai
Kami bersenang senang di sana
Dan bahkan hari ini aku merasa sangat bahagia
Karena hari ini dia memberiku sebuah gelang yang sama dengan yang dia kenakan
Katanya itu adalah lambang persahabatan kami
Sebuah gelang yang bermotif bintang dan bulan
Bintang adalah aku
Bulan adalah dia
############
18 April 2012
Diary ….
Dadaku sesak saat melihatnya bersama teman kami tadi
Saat di kantin
Rasanya aku ingin pergi dari tempat itu, tapi aku tidak bisa
Aku juga tidak tau kenapa aku tidak bisa pergi
Aku rasa karena aku tidak ingin meninggalkan dia dengan yeoja lain
############
“Jae, tunggu aku….” Seorang yeoja setengah berteriak meminta seorang namja tampan untuk menunggunya.
“Palli….” Namja itu berhenti dan berkata sambil setengah berteriak juga.
Yeoja cantik itu berlari mengejar sang namja yang sudah berdiri jauh didepannya. Sedangkan sang namja berdiri diam sambil tersenyum memandang yeoja yang sedang berlari kearahnya. “Kau tega sekali padaku Jae….” Yeoja cantik itu mengeluh pada namja yang bernama Jae itu.
“Sudah lah kajja kita berangkat, yang pentingkan sekarang kau tidak aku tinggal.” Namja bernama Jae itu kembali melangkah meninggalkan yeoja cantik yang sedang mengatur nafasnya karena habis berlari mengejarnya.
Kau kenapa hah?? Kenapa sekarang kau berubah Jae?? Apa kau sudah tidak sayang padaku??’ Hati kecil yeoja itu bertanya pada namja yang sudah beranjak meninggalkannya lagi.
“Han ChiHan, sampai kapan kau akan berdiri di situ?? Apa kau mau aku meninggalkanmu lagi??” Namja bernama Jae itu membuyarkan lamunan yeoja yang sedang berkutat dengan hati kecilnya, dan ternyata nama yeoja cantik yang sudah menjadi sahabatnya sejak lama itu adalah Han ChiHan.
“Ah, baikalah.” Yeoja bernama Chihan itu kembali berlari untuk mensejajarai langkahnya dengan namja bernama Jae itu.
############
30 April 2012
Diary ….
Aku dan dia sudah bersahabat lama
Bahkan umur persahabatan kami lebih tua jika dibandingkan dengan umur kami
Aku  bahkan sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri
Dan begitu pula dengan dia
Tapi baru 2 tahun terakhir ini aku merasakan hal yang berbeda di dalam hatiku
Aku ingin dia lebih dari sekedar sahabat dan saudara untukku
Aku ingin bisa lebih lagi dari saat ini
############
“Kau mau ikut aku ke kantin Chihan??” Ajak Jae pada sahabatnya yang sedang duduk lesu di meja nya di kelas mereka.
“Ani, kau saja yang pergi…. Aku malas.” Jawab Chihan. Sekarang posisinya sedang menempelkan dagunya di meja.
“Ya sudah.” Setelah berkata seperti itu Jae pergi meninggalkan Chihan di kelas.
‘Kau berubah Jae. Dulu saat aku menolak untuk pergi ke kantin bersamamu dengan alasan malas kau akan terus memaksaku hingga aku mau ikut denganmu. Tapi sekrang tidak. Sekarang kau tidak lagi sepeduli dulu padaku. Apa yeoja itu yang membuatmu seperti itu??’ Batin Chihan kembali merebut alam sadarnya.
Kita Sahabat, Kita Saudara. Itu adalah kata-kata yang selalu kau ucapkan dari dulu padaku. Tapi semenjak kau kenal yeoja itu 2 bulan lalu kau sudah tidak pernah lagi mengucapkan kata-kata itu lagi Jae.’ Kembali hati kecil yeoja itu berkata.
Jae, kau berubah terlalu jauh.’ Kalimat terakhir yang batin Chihan katakan sebelum dia menenggelakan dirinya dalam mimpi yang mungkin indah. Kepalanya sekarang terasa sangat pusing dan dia tidak kuat menahannya, jadi dia memilih untuk tidur.
############
13 Mei 2012
Diary
Semakin lama Jae berubah semakin jauh
Bukan hanya sudah tidak sepeduli dulu padaku
Dia sekarang juga sudah jarang meyapaku
Aku dan dia juga sudah tidak pernah berangkat bareng lagi
Dia slalu berangkat dengan yeoja itu
############
22 Mei 2012
Diary
Apa kurang jelas aku menunjukan perasaanku padanya???
Aku sudah berusaha sebisa mungkin memberitaunya kalau aku ini
Menyukai dia lebih dari sahabat dan saudara
Tapi kenapa dia masih saja buta dan tidak memperhatikan aku
Aku rindu dia Diary
Oh, ya sekarang aku jadi sering pingsan loh, bahkan aku juga sering mimisan sekarang
Mungkin aku terlalu banyak memikirkan Jae
############
30 Mei 2012
Aku pingsan lagi hari ini
Tadi saat sebelum pingsan aku sedang memikirkan Jae
Apa aku memang tidak boleh memikirkan dia ya??
Kenapa setiap kali aku memikirkan Jae kepalaku langsung sakit
Lalu aku mimisan atau pingsan
Ini lucu sekali tapi aku tidak bisa tertawa
Eomma juga sudah sering mengajakku untuk ke dokter
Tapi aku tolak
Aku takut
Aku takut kalau sampai penyakitku ini parah
Aku tidak ingin mengetahuinya jika itu yang akan terjadi
############
 “Chihan, Han ChiHan sadarlah.” Seorang wanita setengah baya berusaha menyadarkan sang putri yang tadi terjatuh pingsan sesaat setelah sang putri masuk ke dalam rumah saat pulang sekolah.
“Eunggg….” Chihan, si putri itu mengerang saat dia tersadar dari pingsannya.
“Kau sudah sadar nak??” Chihan menganggukan  kepalanya, tanda dia sudah sadar. Ibunya hanya terus menangis melihat keadaan anak semata wayangnya yang semakin lama semakin lemah dan pucat. Seperti mayat.
“Eomma, kenapa eomma menangis?? Aku baik saat ini, jadi hapus air mata eomma itu.” Chihan berkata dengan suara lemah yang menunjukan dia sedang sangat lemah saat ini.
“Kau sangat pucat saat ini, bagaimana bisa kau sebut itu baik??” Ibunya masih saja meneteskan air matanya, tanda dia sangat sedih.
“Kalau eomma berhenti menangis aku janji, aku mau ke dokter untuk memeriksakan diri.” Akhirnya Chihan mau memenuhi permintaan sang ibu.
############
4 Juni 2012
Diary
Kenapa harus sekarang aku dapat penyakit itu??
Kenapa harus penyakit itu juga yang aku derita??
Kenapa harus aku??
Apa aku tidak layak untuk hidup lebih lama??
Kenapa??
Kenapa harus disaat Jae jauh dariku??
Aku ingin menangis disampingnya lagi saat ini
Tapi tidak bisa
############
To : Jae~Eunhyuk
Jae bisa kau datang kerumahku???
Aku rindu padamu saat ini
Chihan mengirimi sahabat yang sejak 2 tahun lalu dia harapkan bisa menjadi kekasihnya itu. Saat ini dia memang sangat merindukan sahabatnya itu.
From : Jae~Eunhyuk
Aku tidak bisa
Saat ini aku sedang tidak di rumah
Aku sedang pergi
Balasan itu sudah cukup untuk Chihan. Dia tau dengan pasti siapa orang yang sedang pergi dengan Jae sahabat yang dia cintai itu. Pasti yeoja itu.
Dia kembali menarik selimutnya dan menutupi tubuhnya sampai dada. Berusaha untuk tidur tapi tidak bisa, atau tepatnya dia ragu untuk tidur. Dia takut saat dia memejamkan matanya dia tidak akan bisa membukanya lagi.
############
16 Juni 2012
Diary
Aku sudah sering menghubungi Jae, tapi dia selalu sibuk
Sibuk dengn yeoja itu
Aku rindu padanya
Tapi mau bagaimana lagi
Dia selalu tidak bisa saat aku mengajaknya bertemu dan jalan
Dia selalu sedang sibuk
Mungkin sibuk dengan yeoja itu
Aku juga sekarang semakin sering lagi mimisan dan pingsan
Tubuhku semakin lemas setiap harinya
Tapi aku ingin terus berangkat sekolah
Karena hanya dengan begitu aku bisa melihat wajah Jae
############
 “Annyeong Chihan?” Seorang teman sekelasnya menyapa Chihan dan langsung duduk di kursi yang berada tepat di samping Chihan.
“Annyeong Insuk.” Chihan membalas sapaan teman sekelasnya yang memiliki nama asli Shin InSuk itu.
“Kenapa kau sendiri?? Mana Jae??” Tanya Insuk pada Chihan.
“Dia sedang keluar.” Jawab Chihan singkat.
“Kau  kenapa Han ChiHan??” Insuk menatap intens pada teman yang biasanya selalu tersenyum itu. Tapi belakangan ini senyum di wajah Chihan sudah pudar, semakin lama senyum itu semakin sering tak terlihat.
“Aku baik-baik saja.” Jawab Chihan sambil menunjukan senyum manisnya pada teman yang selalu ada untuknya saat dia ingin curhat. Chihan memang selalu cerita semuanya pada Jae, tapi tidak dengan perasaan cinta yang dia pendam, dia hanya menceritakan itu pada Insuk. Chihan melakukan itu karena Insuk pernah bilang kalau dia ingin menjadi seorang psikolog, jadi Chihan memilih menceritakan perasaannya pada Insuk.
“Lalu hubunganmu dan Jae??” Insuk kembali bertanya.
“Kami baik-baik saja.”
“Kenapa harus bohong sih??” Insuk mencubit pipi temannya itu. “Ayo ceritakan apa yang terjadi antara kau dan Jae. Bukankah kau terbiasa bercerita padaku??” Insuk membujuk Chihan untuk bercerita sambil mengeluarkan tatapan meminta yang sangat tidak bisa di tolak oleh Chihan.
“Baikalah akan aku ceritakan. Tapi berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu.” Chihan menyetujui permintaan teman curhatnya itu. “Kau tau Insuk?? Semenjak kenal yeoja itu, Jae jadi tidak perduli lagi padaku. Saat aku memintanya untuk bertemu denganku atau mengajaknya jalan, dia selalu saja tidak bisa. Dia selalu saja sibuk. Mungkin dengan yeoja itu.” curhat Chihan.
“Kau cemburu??” Insuk bertanya.
“Molla. Tapi mungkin iya.”
############
26 Juni 2012
Diary
Semakin hari tubuhku semakin lemas
Semakin hari juga aku semakin jauh dari Jae
Dia selalu sibuk sekarang
Bahkan untuk pulang bersama atau berangkat bersama
Dia selalu tidak bisa
Padahal aku rindu padanya
Insuk juga
Semakin hari aku dan dia semakin akrab
Dia juga sekarang sudah tau tentang penyakitku
Penyakit yang dalam waktu dekat ini akan merenggut nyawaku
Sedangkan Jae
Aku rasa dia sama sekali tidak tau kalau aku ini sakit
Aku tidak ingin memberitaunya dan tidak mengizinkan
Siapapun untuk memberitaunya
Biar saja dia tau dengan sendirinya
############
 “Chihan, chamkaman.” Seorang berteriak sambil mengejar langkah Chihan. Chihan menoleh dan mendapati kalau seseorang yang memanggilnya itu adalah namja yang sering disebut bernama Jae itu. Langkahnya dia hentikan dan menunggu namja itu menghampirinya.
“Annyeong Han ChiHan?” Si namja bernama Jae itu menyapa Chihan setelah dia selesai menormalkan nafasnya karena habis berlari tadi.
“Annyeong Jae.” Balas Chihan.
Mereka kemudian berjalan berdampingan menuju sekolah mereka. Tak satu katapun yang keluar dari mereka berdua, bahkan hanya untuk sekedar basa-basi menanyakan kabar, tak mereka lakukan. Semuanya terasa sangan canggung sekarang.
“Chihan….” Sebuah suara baru yang dapat dipastikan milik yeoja teman sekelas plus teman curhat Chihan, Insuk terdengar dari belakang Chihan dan Jae. Mereka baru saja memasuki gerbang sekolah mereka.
“Annyeong Jae.” Insuk menyapa Jae yang berdiri di samping Chihan.
“Annyeong Insuk.” Balas Jae.
“Apa kabarmu Chihan??” Kini Insuk beralih pada Chihan.
“Aku rasa lebih baik dari kemarin.” Jawab Chihan sambil menyuguhkan senyum manis di wajah pucatnya.
“Baguslah kalau begitu. Kajja kita masuk bersama.” Insuk langsung menarik tangan Jae dan juga Chihan, menggeret mereka menuju kelas mereka.
############
1 Juli 2012
Diary
Sekarang hubungan aku dan Jae sedikit membaik
Tapi aku masih merasa kurang
Aku masih merasa jauh dari dia walau sebenarnya dia disampingku
Penyakitkupun semakin hari semakin parah
Aku jadi lebih sering mimisan dan pingsan sekarang
Tapi Insuk selalu ada disaat itu
Saat aku mimisan dia yang membersihkan darahku
Darah yang keluar dari hidungku dengan sapu tangan yang selalu dia bawa
Entah sudah berapa sapu tangan Insuk yang dia pinjamkan padaku
Saat pingsan juga
Insuk selalu jadi orang pertama yang aku lihat saat sadar
Karena memang dia yang selalu menyadarkan aku
Aku bersyukur walau bukan Jae
Ada Insuk dan eomma yang selalu setia disampingku
Memang aku akui jika Jae juga ada di sini mungkin akan terasa berbeda
Terasa lebih indah mungkin
############
 “Chihan, apa kabarmu??” Tanya Jae tiba-tiba pada yeoja yang semakin lama semakin pucat itu.
“Baik.” Jawab Chihan sambil tersenyum pada Jae. Selalu seperti itu memang, dia selalu tersenyum jika Jae yang menjadi lawan bicaranya.
“Wajahmu pucat. Kau bilang itu baik??” Jae melempari Chihan dengan tatapan menelisik. Tapi Chihan hanya tersenyum dan tidak menjawab.
“Kau juga sekarang jarang masuk sekolah, apa penyakitmu itu penyakit yang parah??” Jae kembali bertanya.
“Aniyo.” Hanya itu yang diucapkan Chihan pada Jae sebagai jawaban.
“Kau marah pada ku??” Jae bertanya lagi.
“Aniyo.” Sambil menggelengkan kepalanya lemah Chihan memberi jawaban yang tidak berbeda.
“Baguslah.”
############
9 Juli 2012
Diary
Hari ini aku masuk rumah sakit lagi
Tapi kali ini dokter tidak mengizinkan aku untuk berangkat sekolah lagi
Katanya aku harus dalam ruang rawat intensif seperti saat ini
Disini sangat membosankan
Tidak ada Insuk dan apalagi Jae
Dia masih belum tau kalau aku sakit seperti ini
Mengecewakan sekali
Padahal aku berharap dia akan mencari tau aku sakit apa
Tapi dia sama sekali tidak melakukannya
Sebenarnya eommanya Jae sudah tau aku sakit
Dia juga bilang ingin memberi tau Jae
Tapi aku melarangnya
Aku tegaskan sekali lagi
Aku ingin dia tau aku sakit seperti ini karena dia ingin tau
Bukan aku atau siapapun yang memberi taunya secara sengaja
Jika dia peduli padaku atau paling tidak penasaran pada penyakitku
Dia pasti akan mencaritaunya
Jika tidak
Dia juga tidak akan pernah tau aku sakit sampai saatnya akan tiba
############
 “Bagaimana kabarmu hari ini Chihan??”
“Aku rasa lebih baik dari kemarin.”Chihan menjawab sembari tersenyum pada Insuk.
“Sekarang kau rajin sekali menjengukku ya Insuk?? Apa tak ada pekerjaan lain selain menjengukku??” Chihan menambahkan dengan sebuah pertanyaan.
“Tentu saja. Aku ingin selalu ada untukmu, sampai kau sembih nanti, dan kita akan jadi sahabat selamanya.” Jawaban itu membuat hati Chihan sakit dan dadanya sesak. Sakit karena dia tau ‘Selamanya’ yang dimaksud Insuk itu adalah 1 bulan lagi.
“Kau tau dengan pasti umurku mungkin hanya tinggal sebulan lagi, tapi kenapa kau terus saja mengulangi kalimat ‘Sampai Kau Sembuh Nanti’ berulang kali??” Chihan kembali bertanya pada Insuk.
“Kau jangan bilang begitu babo. Kau mau membuat aku menangis hah??” Kali ini Chihan berhasil membuat teman sejatinya itu kehilangan senyum yang selalu dipajang.
“Memang itu kenyataannya bukan??” Kali ini Chihan berniat membuat Insuk pergi meninggalkannya dengan berkata kata-kata seperti itu dengan ketus. Tapi gagal. Insuk malah kembali tersenyum.
“Sudahlah, aku tidak suka membicarakan itu. Menyebalkan kau tau??” Senyuman yang kembali menyertai kata-kata Insuk itu membuat Chihan merasa bersalah. Sangat merasa bersalah.
############
17 Juli 2012
Diary
Sekarang aku jadi semakin sering merasa bersalah pada Insuk
Dia selalu ada untukku
Tapi tak sekalipun aku mengingatnya dan memikirkian dia
Aku selalu saja memikirkan Jae
Yang mungkin sekarang sudah tidak memperdulikan aku
Kau tau?? Tak sekalipun aku lupa padanya
Dan selalu berharap dia akan datang padaku
Menemani aku disaat-saat terakhirku
Mau menjadi kekasihku disaat terakhirku
Dan mendengarnya mengatakan kalau dia sayang padaku lagi
############
28 Juli 2012
Diary
Hari ini Insuk bilang Jae menanyakan aku
Aku senang sekali saat mendengar kabar itu
Aku harap ini awal dari semuanya yang aku harapkan
Akan terwujud
Harapan untuk bisa kembali dekat dengan Jae
Semoga saja
############
 “Chihan kau tau?? Hari ini Jae menanyakanmu padaku??” Hari ini Insuk kembali datang untuk menjenguk Chihan.
“Sungguh??” Seperti ada sebuah harapan yang tersirat saat sebuah kata itu keluar dari mulut Chihan. Harapan kalau Jae akan mencari tau apa yang terjadi panya.
“Ne.” Jawab Insuk singkat. Dia senang melihat senyum di wajah temannya yang pucat itu.
Walau pucat, tapi di mata Insuk senyum manis Chihan memiliki warna tersendiri yang membuatnya tidak terlihat pucat saat tersenyum. Seperti pelangi. Itu kata yang menggambarkan senyuman Chihan. Menurut Insuk.
“Memang dia bertanya seperti apa??” Tanya Chihan antusias.
“Kenapa Chihan tidak masuk lagi?? Apa dia sakit lagi?? Itu katanya.” Insuk mengulangi pertanyaan yang diajukan Jae padanya di sekolah tadi.
“Lalu kau jawab apa??” Chihan terlihat sangat antusias untuk tau apa jawaban yang diberikan Insuk pada Jae.
“Aku hanya mengangguk.” Jawab Insuk sambil meyuguhkan senyumannya untuk Chihan. Dia selalu ingin Chihan melihatnya tersenyum.
“Lalu?” Chihan masih penasaran akan kelanjutannya.
“Lalu apa?? Dia setelah itu pergi begitu saja dan tidak berkata apapun.” Jawaban itu membuat Chihan kehilangan senyumnya lagi.
“Kau yakin?? Mungkin kau lupa??” Chihan masih terus bertanya sambil berharap dalam hati.
“Mian Chihan, tapi dia memang tidak berkata apapun setalah itu.” Jawab Insuk dengan nada yang pasti.
Chihan kembali murung. “Kau yakin Chihan??” Kini Insuk yang bertanya.
“Yakin apa??” Tanya Chihan bingung.
“Kau yakin tidak ingin dia tau kau sakit seperti ini??” Insuk mengulangi pertanyaan yang sudah sangat sering dia ajukan pada Chihan sebelum ini.
“Harus berapa kali lagi aku jawab pertanyaanmu itu Shin InSuk?? Aku sudah bilang aku ingin dia tau kalau aku sakit karena dia yang ingin tau bukan karena diberi tau olehmu atau siapapun itu.”
“Ya sudah lah. Terserah kau saja.” Untuk kesekian kalinya juga Insuk mengalah lagi pada yeoja yang sudah sangat dia sayang itu. Yeoja yang sudah dia anggap seperti adiknya.
############
1 Agustus 2012
Diary
Izinkan aku menuliskan pesanku untuk Insuk dan Jae ya….
To : Jae (Lee HyukJae)
Jae apa kabarmu??
Aku yakin saat ini saat kau baca buku ini
Aku pasti sudah tidak ada lagi disampingmu
Mungkin saat ini aku sedang ada disebuah tempat
Di mana aku selalu dikelilingi oleh banyak malaikat yang selalu setia menemani aku
Jae aku ingin membuat sebuah pengakuan padamu
AKU MENYUKAIMU JAE
Sangat menykaumu Lee HyukJae
Sejak 2 tahun lalu
Aku selalu berandai-andai kau dan aku akan bisa memiliki hubungan yang lebih
Maksudku, lebih dari sekedar sahabat dan saudara
Aku ingin menjadi kekasihmu Jae
Aku sudah berusaha memberi taumu dengan segala tingkahku
Tapi rupanya kau tidak bisa membacanya
Dan kau malah memilih yeoja itu
Tapi tak apalah
Toh, sekarang aku sudah tidak ada
Aku harap kau tidak merasa bersalah
Dan Jae
Aku titip Insuk padamu yaa…
Jaga dia
Tolong balaskan budi baiknya padaku selama ini, yang selalu menemani aku
Dan aku harap kau akan lebih peka padanya
Jangan biarkan dia merasaka apa yang aku rasakan
Ingat Jae
Anggap dia itu aku
Maka kau akan bisa menyayanginya
Aku menyayangimu Lee HyukJae

Untukmu Insuk
Teman yang selalu ada disampingku
Walau sudah berulang kali aku mengusirmu
Kau tetap setia padaku
Mau menjadi teman orang seperti aku
Maafkan aku. Mianhae. Jeongmal Mianhae.
Aku tak pernah memikirkanmu
Walau sebenarnya kau yang selalu saja ada untukku dan selalu didekatku disaat terakhirku
Aku juga berterima kasih kau mau bersabar menjadi teman orang seperti aku ini
Insuk, berjanjilah padaku
Kau akan menggantikan posisiku di mata Jae
Jadilah sahabat dan saudaranya
Dan jika kau bisa
Jadilah kekasihnya
Seperti apa yang aku inginkan selama ini
Berjanjilah untukku
Shin InSuk
Sahabatku
Aku menyayangimu Insuk
Saranghae Insuk
Jeongmal Saranghae Shin InSuk

Aku harap kalian tidak menangis
Saat aku pergi
Dari sahabat kalian
Han ChiHan
############
Insuk menyeka air matanya setelah membaca kalimat terakhir yang tertulis dari sebuah buku diary berwarna ungu milik Chihan sahabatnya. Sedangkan Jae, tokoh namja satu satunya itu tidak  meneteskan setes air matapun. Hanya saja matanya itu terus saja dairy yang dia pegang dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. Mungkin sedih?? Marah?? Kehilangan?? Bodoh?? Menyesal?? Atau bisa juga semuanya bercampur jadi satu dan sekarang mungkin terus saja teradu-aduk di hati Jae.
Akhirnya, dia tutup buku diary itu dan dia letakkan di meja yang berada tepat di depan sofa yang dia dan Insuk duduki sekarang. Mereka baru saja kembali dari pemakaman sahabat mereka. Ya, pemakaman Han ChiHan.
Chihan koma tepat 1 jam setelah dia menuliskan pesannya untuk Insuk dan Jae di buku diary miliknya. 7 hari Chihan koma, Insuk langsung mengambil keputusan untuk memberi tau Jae tentang penyakit Chihan. Walau dia tau mungkin jika nanti Chihan tau dia memberitaukan masalah itu pada Jae, Chihan akan sangat marah. Tapi saat itu yang ada dalam pikirannya hanyalah satu. Berharap kehadiran Jae akan membantu Chihan agar cepat sadar.
Benar saja sehari setelah itu, Jae kembali datang untuk menjenguk Chihan, dan saat itu Chihan sadar dari tidur panjangnya. Ada banyak harapan diucapkan dari dalam hati oleh Insuk dan Jae juga ibu dari Chihan saat Chihan sadar.
Tapi sayang dia hanya sadar selama 1 jam saja, saat itu Chihan terus saja meminta maaf dan berterimakasih pada 3 orang yang paling dia sayangi itu. Dan ada satu hal lagi, Chihan berpesan pada ibunya untuk memberikan buku diarynya pada Jae dan harus dibaca ber-2 bersama dengan Insuk.
Setelah 1 jam yang mengharukan itu Chihan menghembuskan nafas terakhirnya, dan pergi untuk selamanya, menghampiri appanya yang sudah menunggunya di surga. Meninggalkan Jae, namja yang dia cintai dan Insuk sahabat yang sangat dia sayangi juga ibunya tercinta.
############
 “Chihan, mianhae.” Suara serak Jae terdengar jelas di telinga Insuk.
“Untuk apa kau minta maaf sekarang. Tak ada gunanya.” Ucap Insuk ketus.
“Aku tau itu.” Jawab Jae masih dengan suara yang serak.
“Apa kau menyesal Jae??” Tanya Insuk. Kali ini nada suara Insuk berbeda, seolah sedang menggambarkan sebuah penyesalan.
“Tentu saja.”                                                     
“Baguslah.”
The End