For You My Diary
03.36
Diposting oleh Febby's Favorite
For You My Diary
Title : For You My Diary
Author : Eun-Febby.HaeMa or Febby Fatma
Length : OneShort
Genre : Romance, Friendship, School Story, etc.
Rating : All
Cast :
·
Jung Jessica as Han ChiHan
·
Kim TaeYeon as Shin InSuk
·
Lee HyukJae/Eunhyuk as Lee HyukJae
############
26 Febuari 2012
Diary …..
Hari ini hari ulang tahunku yang ke-17
Senangnya hari ini dia ingat akan hari ulang tahunku
Dan bahkan dia memberiku sebuah kado
Kado yang special, sangat special
Sebuah kalung yang berbandul huruf inisial kami
Cantik sekali
############
11 Maret 2012
Diary ….
Kami bersenang senang di sana
Dan bahkan hari ini aku merasa sangat bahagia
Karena hari ini dia memberiku sebuah gelang yang sama dengan yang dia
kenakan
Katanya itu adalah lambang persahabatan kami
Sebuah gelang yang bermotif bintang dan bulan
Bintang adalah aku
Bulan adalah dia
############
18 April 2012
Diary ….
Dadaku sesak saat melihatnya bersama teman kami tadi
Saat di kantin
Rasanya aku ingin pergi dari tempat itu, tapi aku tidak bisa
Aku juga tidak tau kenapa aku tidak bisa pergi
Aku rasa karena aku tidak ingin meninggalkan dia dengan yeoja lain
############
“Jae,
tunggu aku….” Seorang yeoja setengah berteriak meminta seorang namja tampan
untuk menunggunya.
“Palli….”
Namja itu berhenti dan berkata sambil setengah berteriak juga.
Yeoja
cantik itu berlari mengejar sang namja yang sudah berdiri jauh didepannya.
Sedangkan sang namja berdiri diam sambil tersenyum memandang yeoja yang sedang
berlari kearahnya. “Kau tega sekali padaku Jae….” Yeoja cantik itu mengeluh
pada namja yang bernama Jae itu.
“Sudah lah
kajja kita berangkat, yang pentingkan sekarang kau tidak aku tinggal.” Namja
bernama Jae itu kembali melangkah meninggalkan yeoja cantik yang sedang
mengatur nafasnya karena habis berlari mengejarnya.
‘Kau kenapa hah?? Kenapa sekarang kau berubah
Jae?? Apa kau sudah tidak sayang padaku??’ Hati kecil yeoja itu bertanya
pada namja yang sudah beranjak meninggalkannya lagi.
“Han ChiHan,
sampai kapan kau akan berdiri di situ?? Apa kau mau aku meninggalkanmu lagi??”
Namja bernama Jae itu membuyarkan lamunan yeoja yang sedang berkutat dengan
hati kecilnya, dan ternyata nama yeoja cantik yang sudah menjadi sahabatnya
sejak lama itu adalah Han ChiHan.
“Ah,
baikalah.” Yeoja bernama Chihan itu kembali berlari untuk mensejajarai
langkahnya dengan namja bernama Jae itu.
############
30 April 2012
Diary ….
Aku dan dia sudah bersahabat lama
Bahkan umur persahabatan kami lebih tua jika dibandingkan dengan umur
kami
Aku bahkan sudah menganggapnya
sebagai saudaraku sendiri
Dan begitu pula dengan dia
Tapi baru 2 tahun terakhir ini aku merasakan hal yang berbeda di dalam
hatiku
Aku ingin dia lebih dari sekedar sahabat dan saudara untukku
Aku ingin bisa lebih lagi dari saat ini
############
“Kau mau
ikut aku ke kantin Chihan??” Ajak Jae pada sahabatnya yang sedang duduk lesu di
meja nya di kelas mereka.
“Ani, kau
saja yang pergi…. Aku malas.” Jawab Chihan. Sekarang posisinya sedang menempelkan
dagunya di meja.
“Ya sudah.”
Setelah berkata seperti itu Jae pergi meninggalkan Chihan di kelas.
‘Kau berubah Jae. Dulu saat aku menolak untuk
pergi ke kantin bersamamu dengan alasan malas kau akan terus memaksaku hingga
aku mau ikut denganmu. Tapi sekrang tidak. Sekarang kau tidak lagi sepeduli
dulu padaku. Apa yeoja itu yang membuatmu seperti itu??’ Batin Chihan kembali merebut alam
sadarnya.
‘Kita
Sahabat, Kita Saudara. Itu adalah
kata-kata yang selalu kau ucapkan dari dulu padaku. Tapi semenjak kau kenal
yeoja itu 2 bulan lalu kau sudah tidak pernah lagi mengucapkan kata-kata itu
lagi Jae.’ Kembali hati kecil yeoja itu berkata.
‘Jae, kau berubah terlalu jauh.’ Kalimat terakhir
yang batin Chihan katakan sebelum dia menenggelakan dirinya dalam mimpi yang
mungkin indah. Kepalanya sekarang terasa sangat pusing dan dia tidak kuat
menahannya, jadi dia memilih untuk tidur.
############
13 Mei 2012
Diary
Semakin lama Jae berubah semakin jauh
Bukan hanya sudah tidak sepeduli dulu padaku
Dia sekarang juga sudah jarang meyapaku
Aku dan dia juga sudah tidak pernah berangkat bareng lagi
Dia slalu berangkat dengan yeoja itu
############
22 Mei 2012
Diary
Apa kurang jelas aku menunjukan perasaanku padanya???
Aku sudah berusaha sebisa mungkin memberitaunya kalau aku ini
Menyukai dia lebih dari sahabat dan saudara
Tapi kenapa dia masih saja buta dan tidak memperhatikan aku
Aku rindu dia Diary
Oh, ya sekarang aku jadi sering pingsan loh, bahkan aku juga sering
mimisan sekarang
Mungkin aku terlalu banyak memikirkan Jae
############
30 Mei 2012
Aku pingsan lagi hari ini
Tadi saat sebelum pingsan aku sedang memikirkan Jae
Apa aku memang tidak boleh memikirkan dia ya??
Kenapa setiap kali aku memikirkan Jae kepalaku langsung sakit
Lalu aku mimisan atau pingsan
Ini lucu sekali tapi aku tidak bisa tertawa
Eomma juga sudah sering mengajakku untuk ke dokter
Tapi aku tolak
Aku takut
Aku takut kalau sampai penyakitku ini parah
Aku tidak ingin mengetahuinya jika itu yang akan terjadi
############
“Chihan, Han ChiHan sadarlah.” Seorang wanita
setengah baya berusaha menyadarkan sang putri yang tadi terjatuh pingsan sesaat
setelah sang putri masuk ke dalam rumah saat pulang sekolah.
“Eunggg….”
Chihan, si putri itu mengerang saat dia tersadar dari pingsannya.
“Kau sudah
sadar nak??” Chihan menganggukan
kepalanya, tanda dia sudah sadar. Ibunya hanya terus menangis melihat
keadaan anak semata wayangnya yang semakin lama semakin lemah dan pucat.
Seperti mayat.
“Eomma,
kenapa eomma menangis?? Aku baik saat ini, jadi hapus air mata eomma itu.” Chihan
berkata dengan suara lemah yang menunjukan dia sedang sangat lemah saat ini.
“Kau sangat
pucat saat ini, bagaimana bisa kau sebut itu baik??” Ibunya masih saja
meneteskan air matanya, tanda dia sangat sedih.
“Kalau
eomma berhenti menangis aku janji, aku mau ke dokter untuk memeriksakan diri.”
Akhirnya Chihan mau memenuhi permintaan sang ibu.
############
4 Juni 2012
Diary
Kenapa harus sekarang aku dapat penyakit itu??
Kenapa harus penyakit itu juga yang aku derita??
Kenapa harus aku??
Apa aku tidak layak untuk hidup lebih lama??
Kenapa??
Kenapa harus disaat Jae jauh dariku??
Aku ingin menangis disampingnya lagi saat ini
Tapi tidak bisa
############
To : Jae~Eunhyuk
Jae bisa kau datang kerumahku???
Aku rindu padamu saat ini
Chihan
mengirimi sahabat yang sejak 2 tahun lalu dia harapkan bisa menjadi kekasihnya
itu. Saat ini dia memang sangat merindukan sahabatnya itu.
From : Jae~Eunhyuk
Aku tidak bisa
Saat ini aku sedang tidak di rumah
Aku sedang pergi
Balasan itu
sudah cukup untuk Chihan. Dia tau dengan pasti siapa orang yang sedang pergi
dengan Jae sahabat yang dia cintai itu. Pasti yeoja itu.
Dia kembali
menarik selimutnya dan menutupi tubuhnya sampai dada. Berusaha untuk tidur tapi
tidak bisa, atau tepatnya dia ragu untuk tidur. Dia takut saat dia memejamkan
matanya dia tidak akan bisa membukanya lagi.
############
16 Juni 2012
Diary
Aku sudah sering menghubungi Jae, tapi dia selalu sibuk
Sibuk dengn yeoja itu
Aku rindu padanya
Tapi mau bagaimana lagi
Dia selalu tidak bisa saat aku mengajaknya bertemu dan jalan
Dia selalu sedang sibuk
Mungkin sibuk dengan yeoja itu
Aku juga sekarang semakin sering lagi mimisan dan pingsan
Tubuhku semakin lemas setiap harinya
Tapi aku ingin terus berangkat sekolah
Karena hanya dengan begitu aku bisa melihat wajah Jae
############
“Annyeong Chihan?” Seorang teman sekelasnya
menyapa Chihan dan langsung duduk di kursi yang berada tepat di samping Chihan.
“Annyeong Insuk.”
Chihan membalas sapaan teman sekelasnya yang memiliki nama asli Shin InSuk itu.
“Kenapa kau
sendiri?? Mana Jae??” Tanya Insuk pada Chihan.
“Dia sedang
keluar.” Jawab Chihan singkat.
“Kau kenapa Han ChiHan??” Insuk menatap intens
pada teman yang biasanya selalu tersenyum itu. Tapi belakangan ini senyum di
wajah Chihan sudah pudar, semakin lama senyum itu semakin sering tak terlihat.
“Aku baik-baik
saja.” Jawab Chihan sambil menunjukan senyum manisnya pada teman yang selalu
ada untuknya saat dia ingin curhat. Chihan memang selalu cerita semuanya pada Jae,
tapi tidak dengan perasaan cinta yang dia pendam, dia hanya menceritakan itu
pada Insuk. Chihan melakukan itu karena Insuk pernah bilang kalau dia ingin
menjadi seorang psikolog, jadi Chihan memilih menceritakan perasaannya pada Insuk.
“Lalu
hubunganmu dan Jae??” Insuk kembali bertanya.
“Kami baik-baik
saja.”
“Kenapa
harus bohong sih??” Insuk mencubit pipi temannya itu. “Ayo ceritakan apa yang
terjadi antara kau dan Jae. Bukankah kau terbiasa bercerita padaku??” Insuk
membujuk Chihan untuk bercerita sambil mengeluarkan tatapan meminta yang sangat
tidak bisa di tolak oleh Chihan.
“Baikalah
akan aku ceritakan. Tapi berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu.” Chihan
menyetujui permintaan teman curhatnya itu. “Kau tau Insuk?? Semenjak kenal
yeoja itu, Jae jadi tidak perduli lagi padaku. Saat aku memintanya untuk
bertemu denganku atau mengajaknya jalan, dia selalu saja tidak bisa. Dia selalu
saja sibuk. Mungkin dengan yeoja itu.” curhat Chihan.
“Kau
cemburu??” Insuk bertanya.
“Molla.
Tapi mungkin iya.”
############
26 Juni 2012
Diary
Semakin hari tubuhku semakin lemas
Semakin hari juga aku semakin jauh dari Jae
Dia selalu sibuk sekarang
Bahkan untuk pulang bersama atau berangkat bersama
Dia selalu tidak bisa
Padahal aku rindu padanya
Insuk juga
Semakin hari aku dan dia semakin akrab
Dia juga sekarang sudah tau tentang penyakitku
Penyakit yang dalam waktu dekat ini akan merenggut nyawaku
Sedangkan Jae
Aku rasa dia sama sekali tidak tau kalau aku ini sakit
Aku tidak ingin memberitaunya dan tidak mengizinkan
Siapapun untuk memberitaunya
Biar saja dia tau dengan sendirinya
############
“Chihan, chamkaman.” Seorang berteriak sambil
mengejar langkah Chihan. Chihan menoleh dan mendapati kalau seseorang yang
memanggilnya itu adalah namja yang sering disebut bernama Jae itu. Langkahnya
dia hentikan dan menunggu namja itu menghampirinya.
“Annyeong Han
ChiHan?” Si namja bernama Jae itu menyapa Chihan setelah dia selesai
menormalkan nafasnya karena habis berlari tadi.
“Annyeong Jae.”
Balas Chihan.
Mereka
kemudian berjalan berdampingan menuju sekolah mereka. Tak satu katapun yang
keluar dari mereka berdua, bahkan hanya untuk sekedar basa-basi menanyakan kabar,
tak mereka lakukan. Semuanya terasa sangan canggung sekarang.
“Chihan….”
Sebuah suara baru yang dapat dipastikan milik yeoja teman sekelas plus teman
curhat Chihan, Insuk terdengar dari belakang Chihan dan Jae. Mereka baru saja
memasuki gerbang sekolah mereka.
“Annyeong Jae.”
Insuk menyapa Jae yang berdiri di samping Chihan.
“Annyeong Insuk.”
Balas Jae.
“Apa
kabarmu Chihan??” Kini Insuk beralih pada Chihan.
“Aku rasa
lebih baik dari kemarin.” Jawab Chihan sambil menyuguhkan senyum manis di wajah
pucatnya.
“Baguslah
kalau begitu. Kajja kita masuk bersama.” Insuk langsung menarik tangan Jae dan
juga Chihan, menggeret mereka menuju kelas mereka.
############
1 Juli 2012
Diary
Sekarang hubungan aku dan Jae sedikit membaik
Tapi aku masih merasa kurang
Aku masih merasa jauh dari dia walau sebenarnya dia disampingku
Penyakitkupun semakin hari semakin parah
Aku jadi lebih sering mimisan dan pingsan sekarang
Tapi Insuk selalu ada disaat itu
Saat aku mimisan dia yang membersihkan darahku
Darah yang keluar dari hidungku dengan sapu tangan yang selalu dia bawa
Entah sudah berapa sapu tangan Insuk yang dia pinjamkan padaku
Saat pingsan juga
Insuk selalu jadi orang pertama yang aku lihat saat sadar
Karena memang dia yang selalu menyadarkan aku
Aku bersyukur walau bukan Jae
Ada Insuk dan eomma yang selalu setia disampingku
Memang aku akui jika Jae juga ada di sini mungkin akan terasa berbeda
Terasa lebih indah mungkin
############
“Chihan, apa kabarmu??” Tanya Jae tiba-tiba
pada yeoja yang semakin lama semakin pucat itu.
“Baik.”
Jawab Chihan sambil tersenyum pada Jae. Selalu seperti itu memang, dia selalu
tersenyum jika Jae yang menjadi lawan bicaranya.
“Wajahmu
pucat. Kau bilang itu baik??” Jae melempari Chihan dengan tatapan menelisik.
Tapi Chihan hanya tersenyum dan tidak menjawab.
“Kau juga
sekarang jarang masuk sekolah, apa penyakitmu itu penyakit yang parah??” Jae
kembali bertanya.
“Aniyo.”
Hanya itu yang diucapkan Chihan pada Jae sebagai jawaban.
“Kau marah
pada ku??” Jae bertanya lagi.
“Aniyo.”
Sambil menggelengkan kepalanya lemah Chihan memberi jawaban yang tidak berbeda.
“Baguslah.”
############
9 Juli 2012
Diary
Hari ini aku masuk rumah sakit lagi
Tapi kali ini dokter tidak mengizinkan aku untuk berangkat sekolah lagi
Katanya aku harus dalam ruang rawat intensif seperti saat ini
Disini sangat membosankan
Tidak ada Insuk dan apalagi Jae
Dia masih belum tau kalau aku sakit seperti ini
Mengecewakan sekali
Padahal aku berharap dia akan mencari tau aku sakit apa
Tapi dia sama sekali tidak melakukannya
Sebenarnya eommanya Jae sudah tau aku sakit
Dia juga bilang ingin memberi tau Jae
Tapi aku melarangnya
Aku tegaskan sekali lagi
Aku ingin dia tau aku sakit seperti ini karena dia ingin tau
Bukan aku atau siapapun yang memberi taunya secara sengaja
Jika dia peduli padaku atau paling tidak penasaran pada penyakitku
Dia pasti akan mencaritaunya
Jika tidak
Dia juga tidak akan pernah tau aku sakit sampai saatnya akan tiba
############
“Bagaimana kabarmu hari ini Chihan??”
“Aku rasa
lebih baik dari kemarin.”Chihan menjawab sembari tersenyum pada Insuk.
“Sekarang
kau rajin sekali menjengukku ya Insuk?? Apa tak ada pekerjaan lain selain
menjengukku??” Chihan menambahkan dengan sebuah pertanyaan.
“Tentu saja.
Aku ingin selalu ada untukmu, sampai kau sembih nanti, dan kita akan jadi
sahabat selamanya.” Jawaban itu membuat hati Chihan sakit dan dadanya sesak.
Sakit karena dia tau ‘Selamanya’
yang dimaksud Insuk itu adalah 1 bulan lagi.
“Kau tau
dengan pasti umurku mungkin hanya tinggal sebulan lagi, tapi kenapa kau terus
saja mengulangi kalimat ‘Sampai Kau
Sembuh Nanti’ berulang kali??” Chihan kembali bertanya pada Insuk.
“Kau jangan
bilang begitu babo. Kau mau membuat aku menangis hah??” Kali ini Chihan
berhasil membuat teman sejatinya itu kehilangan senyum yang selalu dipajang.
“Memang itu
kenyataannya bukan??” Kali ini Chihan berniat membuat Insuk pergi meninggalkannya
dengan berkata kata-kata seperti itu dengan ketus. Tapi gagal. Insuk malah
kembali tersenyum.
“Sudahlah,
aku tidak suka membicarakan itu. Menyebalkan kau tau??” Senyuman yang kembali
menyertai kata-kata Insuk itu membuat Chihan merasa bersalah. Sangat merasa
bersalah.
############
17 Juli 2012
Diary
Sekarang aku jadi semakin sering merasa bersalah pada Insuk
Dia selalu ada untukku
Tapi tak sekalipun aku mengingatnya dan memikirkian dia
Aku selalu saja memikirkan Jae
Yang mungkin sekarang sudah tidak memperdulikan aku
Kau tau?? Tak sekalipun aku lupa padanya
Dan selalu berharap dia akan datang padaku
Menemani aku disaat-saat terakhirku
Mau menjadi kekasihku disaat terakhirku
Dan mendengarnya mengatakan kalau dia sayang padaku lagi
############
28 Juli 2012
Diary
Hari ini Insuk bilang Jae menanyakan aku
Aku senang sekali saat mendengar kabar itu
Aku harap ini awal dari semuanya yang aku harapkan
Akan terwujud
Harapan untuk bisa kembali dekat dengan Jae
Semoga saja
############
“Chihan kau tau?? Hari ini Jae menanyakanmu
padaku??” Hari ini Insuk kembali datang untuk menjenguk Chihan.
“Sungguh??”
Seperti ada sebuah harapan yang tersirat saat sebuah kata itu keluar dari mulut
Chihan. Harapan kalau Jae akan mencari tau apa yang terjadi panya.
“Ne.” Jawab
Insuk singkat. Dia senang melihat senyum di wajah temannya yang pucat itu.
Walau
pucat, tapi di mata Insuk senyum manis Chihan memiliki warna tersendiri yang
membuatnya tidak terlihat pucat saat tersenyum. Seperti pelangi. Itu kata yang
menggambarkan senyuman Chihan. Menurut Insuk.
“Memang dia
bertanya seperti apa??” Tanya Chihan antusias.
“Kenapa Chihan
tidak masuk lagi?? Apa dia sakit lagi?? Itu katanya.” Insuk mengulangi
pertanyaan yang diajukan Jae padanya di sekolah tadi.
“Lalu kau
jawab apa??” Chihan terlihat sangat antusias untuk tau apa jawaban yang
diberikan Insuk pada Jae.
“Aku hanya
mengangguk.” Jawab Insuk sambil meyuguhkan senyumannya untuk Chihan. Dia selalu
ingin Chihan melihatnya tersenyum.
“Lalu?” Chihan
masih penasaran akan kelanjutannya.
“Lalu apa??
Dia setelah itu pergi begitu saja dan tidak berkata apapun.” Jawaban itu
membuat Chihan kehilangan senyumnya lagi.
“Kau
yakin?? Mungkin kau lupa??” Chihan masih terus bertanya sambil berharap dalam
hati.
“Mian Chihan,
tapi dia memang tidak berkata apapun setalah itu.” Jawab Insuk dengan nada yang
pasti.
Chihan
kembali murung. “Kau yakin Chihan??” Kini Insuk yang bertanya.
“Yakin
apa??” Tanya Chihan bingung.
“Kau yakin
tidak ingin dia tau kau sakit seperti ini??” Insuk mengulangi pertanyaan yang
sudah sangat sering dia ajukan pada Chihan sebelum ini.
“Harus
berapa kali lagi aku jawab pertanyaanmu itu Shin InSuk?? Aku sudah bilang aku
ingin dia tau kalau aku sakit karena dia yang ingin tau bukan karena diberi tau
olehmu atau siapapun itu.”
“Ya sudah
lah. Terserah kau saja.” Untuk kesekian kalinya juga Insuk mengalah lagi pada
yeoja yang sudah sangat dia sayang itu. Yeoja yang sudah dia anggap seperti
adiknya.
############
1 Agustus 2012
Diary
Izinkan aku menuliskan pesanku untuk Insuk dan Jae ya….
To : Jae (Lee HyukJae)
Jae apa kabarmu??
Aku yakin saat ini saat kau baca buku ini
Aku pasti sudah tidak ada lagi disampingmu
Mungkin saat ini aku sedang ada disebuah tempat
Di mana aku selalu dikelilingi oleh banyak malaikat yang selalu setia
menemani aku
Jae aku ingin membuat sebuah pengakuan padamu
AKU MENYUKAIMU JAE
Sangat menykaumu Lee HyukJae
Sejak 2 tahun lalu
Aku selalu berandai-andai kau dan aku akan bisa memiliki hubungan yang
lebih
Maksudku, lebih dari sekedar sahabat dan saudara
Aku ingin menjadi kekasihmu Jae
Aku sudah berusaha memberi taumu dengan segala tingkahku
Tapi rupanya kau tidak bisa membacanya
Dan kau malah memilih yeoja itu
Tapi tak apalah
Toh, sekarang aku sudah tidak ada
Aku harap kau tidak merasa bersalah
Dan Jae
Aku titip Insuk padamu yaa…
Jaga dia
Tolong balaskan budi baiknya padaku selama ini, yang selalu menemani aku
Dan aku harap kau akan lebih peka padanya
Jangan biarkan dia merasaka apa yang aku rasakan
Ingat Jae
Anggap dia itu aku
Maka kau akan bisa menyayanginya
Aku menyayangimu Lee HyukJae
Untukmu Insuk
Teman yang selalu ada disampingku
Walau sudah berulang kali aku mengusirmu
Kau tetap setia padaku
Mau menjadi teman orang seperti aku
Maafkan aku. Mianhae. Jeongmal
Mianhae.
Aku tak pernah memikirkanmu
Walau sebenarnya kau yang selalu saja ada untukku dan selalu didekatku
disaat terakhirku
Aku juga berterima kasih kau mau bersabar menjadi teman orang seperti
aku ini
Insuk, berjanjilah padaku
Kau akan menggantikan posisiku di mata Jae
Jadilah sahabat dan saudaranya
Dan jika kau bisa
Jadilah kekasihnya
Seperti apa yang aku inginkan selama ini
Berjanjilah untukku
Shin InSuk
Sahabatku
Aku menyayangimu Insuk
Saranghae Insuk
Jeongmal Saranghae Shin InSuk
Aku harap kalian tidak menangis
Saat aku pergi
Dari sahabat kalian
Han ChiHan
############
Insuk
menyeka air matanya setelah membaca kalimat terakhir yang tertulis dari sebuah
buku diary berwarna ungu milik Chihan sahabatnya. Sedangkan Jae, tokoh namja
satu satunya itu tidak meneteskan setes
air matapun. Hanya saja matanya itu terus saja dairy yang dia pegang dengan
ekspresi wajah yang sulit diartikan. Mungkin sedih?? Marah?? Kehilangan?? Bodoh??
Menyesal?? Atau bisa juga semuanya bercampur jadi satu dan sekarang mungkin
terus saja teradu-aduk di hati Jae.
Akhirnya,
dia tutup buku diary itu dan dia letakkan di meja yang berada tepat di depan
sofa yang dia dan Insuk duduki sekarang. Mereka baru saja kembali dari
pemakaman sahabat mereka. Ya, pemakaman Han ChiHan.
Chihan koma
tepat 1 jam setelah dia menuliskan pesannya untuk Insuk dan Jae di buku diary
miliknya. 7 hari Chihan koma, Insuk langsung mengambil keputusan untuk memberi
tau Jae tentang penyakit Chihan. Walau dia tau mungkin jika nanti Chihan tau
dia memberitaukan masalah itu pada Jae, Chihan akan sangat marah. Tapi saat itu
yang ada dalam pikirannya hanyalah satu. Berharap kehadiran Jae akan membantu Chihan
agar cepat sadar.
Benar saja
sehari setelah itu, Jae kembali datang untuk menjenguk Chihan, dan saat itu Chihan
sadar dari tidur panjangnya. Ada banyak harapan diucapkan dari dalam hati oleh Insuk
dan Jae juga ibu dari Chihan saat Chihan sadar.
Tapi sayang
dia hanya sadar selama 1 jam saja, saat itu Chihan terus saja meminta maaf dan
berterimakasih pada 3 orang yang paling dia sayangi itu. Dan ada satu hal lagi,
Chihan berpesan pada ibunya untuk memberikan buku diarynya pada Jae dan harus
dibaca ber-2 bersama dengan Insuk.
Setelah 1
jam yang mengharukan itu Chihan menghembuskan nafas terakhirnya, dan pergi
untuk selamanya, menghampiri appanya yang sudah menunggunya di surga.
Meninggalkan Jae, namja yang dia cintai dan Insuk sahabat yang sangat dia
sayangi juga ibunya tercinta.
############
“Chihan, mianhae.” Suara serak Jae terdengar
jelas di telinga Insuk.
“Untuk apa
kau minta maaf sekarang. Tak ada gunanya.” Ucap Insuk ketus.
“Aku tau
itu.” Jawab Jae masih dengan suara yang serak.
“Apa kau
menyesal Jae??” Tanya Insuk. Kali ini nada suara Insuk berbeda, seolah sedang
menggambarkan sebuah penyesalan.
“Tentu saja.”
“Baguslah.”
The End
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
beranda,
Eunhyuk,
Fanfiction,
Jessica,
Story,
Super Junior,
Taeyeon
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar