Title     : What Happened, ChanYeollie?? [Sequel of Dream With BaekYeol]Author : Eun-Febby.Hae or Febby FatmaLength : 4811 words, OneShortGenre : Romance (maybe), Friendship (maybe), Komedi (maybe), Sad (maybe)Rating : GeneralCast : Chanyeol (EXO-K), Xi Lulu (OC), Byun Baekhyun (EXO-K),Other Cast : Xi Luhan (EXO-M), Oh Sehun (EXO-K) as Xi Sehun (hehe, ganti marga dulu ya)Disclaimer : Ceritanya semua berasal dari imajinasiku tapi castnya itu milik tuhan dan orang tuanya masing-masing

  
NB : ye,, ye,, ye,,  aku datang lagi dengan BaekYeol oppa yang membuntuti di belakangku #nggak mungkin!! Seperti yang tertulis di atas ini adalah sequel dari Dream With BaekYeol/hayoo udah pada baca belum??/#abaikan..
Di cerita kali ini peran utamanya masih belum berubah, masih si gadis manis bernama Xi Lulu, hanya saja kayanya peran HunHan couple jadi sedikit menipis dan jarang dialog, tapi tenang BaekYeol masih terus exis kok!! Jadi masih bisa ketawa.. hehe^^
Seperti biasa, jangan lupa RCL-nya ya, dan aku tegaskan lagi aku tidak suka SR…
Happy reading guys.. JJ

***

Jalan, makan, nonton dan belanja bersama dengan namjachingu seharusnya terasa asik dan menyenangkan, iya tidak?? Tapi kenapa kalau aku jalan dengan pangeranku, aku tidak pernah merasa hal yang seperti chingudeulku katakan itu??
Mereka selalu cerita saat mereka pergi dengan namjachingunya, mereka bebas melakukan apa saja dengan namjachigunya masing-masing, boleh pegangan tangan malah ada juga yang saking lengket karena baru jadian, jalan saja sambil pelukan. Bisa dibanyangkan??
Tapi kalau aku?? Nggak!! Dia tak pernah lagi mau melakukan itu semenjak aku minta dia berubah. Yeah, namjachinguku yang sempurna itu memang sudah berubah sekarang, tapi bukan perubahan ini yang aku mau. Sekarang dia terkesan cuek dan bikin aku jadi was-was takut dia selingkuh atau hal semacamnya yang lain.
Kalian tentu masih ingat sama aku 'kan?? Aku Xi Lulu, yeoja yang punya kembaran sebuah mobil dan punya namjachingu sempurna, bahkan saking sempurnanya banyak yang mendekati dia dan berpura-pura seolah mereka tidak tau kalau di sana ada aku, ada tunangannya.
Aku tahu mestinya aku senang kalau Chanyeol berubah dan tidak seperti dulu, tidak membuatku merasa monoton dan bosan. Tapi kenapa dia harus berubah jadi kaya gini sih? Kenapa harus sifat cuek yang mendominan??
Sekarang aku sedang di Toserba, salah satu mall milik appanya Chan. Jangan tanya aku sedang apa, karena tentunya aku sedang jalan dengan namjachinguku yang sekarang cuek banget sama aku itu. Okeh, aku memang sudah tidak bosen lagi karena sekarang dia tidak bersifat kaya dulu tapi sekarang aku malah khawatir.
“Chagi, kajja!!” Aku tarik tangannya yang dari tadi jalan di belakangku. Kesannya dia sekarang itu bodyguardku. Cuma ada yang kurang kalo dia jadi bodyguard, badannya terlalu kurus untuk ukuran seorang penjaga putri cantik macam aku.
Ini udah 2 tahun setelah aku melakukan hal gila yang ternyata adalah permainannya Chanyeol. Yeah, selingkuh dengan sahabatnya yang namanya Byun Baekhyun. Dan sekarang aku bukan lagi anak SMA, aku sekarang seorang mahasiswi di Seoul University sama dengan Chanyeol hanya beda jurusan.
Aku lebih memilih mengambil jurusan desain sedangkan Chanyeol dipaksa untuk mengambil jurusan bisnis oleh appanya juga oleh aku tentunya. Kenapa aku juga maksa?? Karena 3 tahun lagi aku bakal jadi istrinya dan aku mau Chanyeol-lah yang jadi direktur di perusahaan appanya saat sudah jadi suamiku.
Aku memasuki sebuah toko buku. Seperti biasa, buku itu hal wajib yang aku beli paling tidak dua minggu sekali. Perpustakaan pribadiku juga sudah diperbesar lagi oleh appa, kerena buku-bukuku sudah banyak bertambah.
“Chagi bagus mana?? Yang ini apa ini??” Tanyaku manja. Tapi Chan hanya diam dan melihat buku yang aku pegang ini.
“Igo,” dia menunjuk buku yang aku pegang dengan tangan kananku. Setelah itu dia pergi melihat-lihat sambil berjalan berlaga angkuh. Aku tidak suka dia yang seperti ini.
Akhirnya aku ambil kedua buku yang tadi aku pegang. Aku tidak yakin dengan jawaban Chanyeol tadi. Dia terlihat tidak suka aku ajak jalan hari ini. Ah!! Bukan hanya hari ini tapi semenjak kami lulus SMA, dia bersikap seperti tidak suka saat aku ajak jalan.
Pulangnya aku diantar sampai depan gerbang dengan mobil sport hitam kebanggaan Chanyeol itu. Aku  turun dan langsung melemparnya dengan senyum andalanku. Senyum manis seorang Xi Lulu yang dulu bisa membuat Chan membalasnya dengan lebih manis.
“Kamu tidak mampir lagi chagi??” Tanyakku melihat dia yang tak mematikan mesin mobilnya.
Dia menggeleng. Tanpa ada senyum dia hanya bilang “Aku mau langsung pulang, aku cape” dan setelah itu mobilnya melesat pergi.
Huft!! Aku menghela nafas berat. Itulah Park Chanyeol sekarang. Sangat dingin dan cuek. Bahkan aku yang tunangannya saja sulit untuk melihat dia tersenyum kecuali saat ada kumpul keluarga dan saat nonton film romance yang endingnya membahagiakan.
Aku masuk ke rumah dan langsung mengurung diri di kamar. Aku tak perdulikan pertanyaan eomma dan Sehun saat aku masuk rumah tadi. Aku terlalu kalut saat ini. Dan aku ingin menangis, menangis meratapi nasibku saat ini.
Semua belanjaanku aku banting ke lantai sedangkan tasku yang isinya ponselku dan alat make up-ku aku taruh di meja rias. Sayang kalo di banting, ponselku itu ponsel couple sama Chan.
“Aku salah apa lagi??” Keluhku setelah merebahkan tubuhku yang putih mulus dan proporsional ini di kasur empuk dengan seprei bergambar bunga-bunga ungu. Mataku menatap langit-langit kamarku yang warnanya tak pernah berubah. Putih.
Aku ingat-ingat semua kejadian beberapa hari yang lalu hingga tadi. Aku mencari-cari, barang kali aku memang bikin salah pada tunanganku itu. Tapi tak ada, semuanya baik-baik saja sampai tadi. Tapi kenapa Chan kelihatan lebih cuek dari biasanya??
Kalau aku ingat masa SMA aku jadi ingin bener-bener menangis. Dulu Chan begitu ramah dan hangat tidak seperti saat ini, dia dingin dan cuek, dan aku tidak suka dia yang seperti itu. Aku tegaskan, AKU TIDAK SUKA!!!
Aku kangen Chan yang dulu, aku kangen Chan yang selalu senyum walau aku jutekin dan aku kangen Chan yang genit minta cium. Aku pengen bisa manja-manja lagi sama dia kaya dulu. Aku pengen dia bertanya “Lagi apa chagi?” Dengan senyum khasnya dan aku pengen dengar dia ngomong “Jalja Xi Lulu, jangan lupa mimpikan pengeran Park Chanyeol eotte??” Lagi setiap malam sebelum aku tidur. Ah!!! Pokoknya aku kangen banget sama dia yang dulu, dan aku gak suka dia yang sekarang.
Aku tidak suka sifatnya yang sekarang terkesan dingin dan cuek padaku. Aku tidak suka saat dia berlaga angkuh di depan banyak orang. Aku tidak suka dia yang jarang, eh ralat, tak pernah senyum lagi. Aku tidak suka Park Chanyeol yang tak perhatian padaku dan Park Chanyeol yang selalu sibuk pergi dengan chingudeulnya setiap hari.
***
Aku ada kuis pagi ini jadi harus cepat kalau aku tidak mau ketinggalan bis. Yeah, sekarang aku lebih memilih naik bis dari pada di antar Luhan oppa. Alasanya apa?? Karena aku berharap Chan bakal jemput aku dan mau mengatarku. Tapi nyatanya gak!! Dia gak sama sekali perduli akan itu.
Nasibku sekarang sangat teragis bukan?? Saat aku sudah mulai serius dengan cintaku dan tak punya niat untuk main api lagi, dia malah bersikap seolah dia mau balas dendam karena aku sudah pernah bermain api dulu.
Tunggu!! Balas dendam?? Apa iya sifat Chan sekarang itu karena dia ingin balas dendam?? Apa dia ingin membalas semuanya yang aku lakuin dulu dengan cara seperti ini?? Tapi kenapa harus seperti ini caranya?? Dan kenapa juga harus ada balas dendam??
Aku memasuki ruangan mata kuliahku pagi ini. Yeah, mata kuliahku pagi ini Bahasa Inggris dan aku pasti akan bertemu dengan Chan saat mata kuliah ini. Dari 9 mata kuliah yang aku pelajari dan 10 mata kuliah yang Chan pelajari aku hanya bisa ketemu sama saat mata kuliah Bahasa Inggris yang jamnya juga hanya 2 jam dalam seminggu.
Aku lihat Chan sudah duduk di bangkunya, bangku yang ada tepat di depan bangkuku. Aku berjalan dan sengaja tak menyapanya, aku mau lihat dia akan menyapaku atau tidak. Dan..
JEEEDDEERRR!!!! Chan sama sekali tak menyapaku. Dia bersikap seolah tak melihatku dan malah asik dengan poselnya.
Uh!! Rasanya dadaku sesak saat ini, aku ingin nangis,,, tapi tak ada eomma, tak ada Luhan oppa dan tak ada Sehun juga. Jadi aku urungkan niat itu. Nanti saja nangisnya kalau sudah istirahat.
Dosen kami datang dan kuis dimulai. Semua berjalan biasa saja, dan mudah. Seperti yang kalian ketahui aku pernah ikut program pertukaran pelajar di Amerika jadi pasti bahasa inggrisku baik bukan??
Selesai kuis aku langsung keluar kelas dan pergi ke tempat persembunyianku. Yeah, aku punya tempat persembunyian. Dan tempatnya adalah taman yang ada di dekat toilet namja. Di sana aku selalu menangisi perlakuan Chan yang menyebalkan.
Dan sekarang aku datang untuk menangsi dan curhat dengan rumput-rumput yang aku aggap temanku. Kalian pasti pikir aku gila kan? Iya, aku memang gila, dan gilanya itu karena namja sempurna yang statusnya adalah tunanganku. Perlu pengulangan?? TU-NA-NGAN-KU!!
“Hiks..hiks.. Salahku apa Chan?? Kenapa kamu mau balas dendam sama aku?? Hiks..” Tanyaku pada rumput yang terhampar di depanku.
“Kamu tau?? Aku takut banget sekarang?? Hiks..hiks.. Aku takut kamu ninggalin aku hiks..hiks.. Aku juga gak suka kamu yang sekarang, aku maunya kamu yang dulu lagi.. Hiks..hiks..” Aku masih terus mewek sampai sekitar satu jam di taman itu. Sendirian, tanpa chingudeulku dan apalagi tunanganku yang sekarang saja aku tidak tau di mana dia berada.
“Kamu lagi ngapain Lulu?” Aku kaget dan langsung menoleh melihat siapa yang bertanya barusan. Dan ternyata eh teryanya itu adalah mantan selingkuhanku, Byun Baekhyun.
“Kamu yang lagi ngapain di sini? Sana pergi jangan ganggu aku,” tanyaku dan kemudian langsung mengusir dia.
“Kamu nangis ya?? Waeyo Lulu?” Tanyanya yang malah mendekati aku dan jongkok di depanku. Aku diam, bingung mau ngomong apa.
“Kamu ngapain ke sini??” Aku Tanya lagi pertanyaan yang tadi belum dia jawab.
“Tadi pas habis pipis aku dengar ada suara orang nangis dan aku cari, ternyata kamu yang nangis toh??” Aku diam.
“Waeyo?? Kamu berantem sama Chanyeol??” Aku masih betah diam.
“Jangan diam saja dong, jawab Lulu.” Kayanya Baekhyun kesel aku diam terus dari tadi.
“Aku gak berantem kok sama Chan, aku cuma lagi merenungi kesalahanku,” aku jawab pertanyaannya supaya dia puas.
“Kesalahan??” Aku mengangguk. “Emang kamu punya salah apa?? Sama siapa?? Karena apa??” Kini Baekhyun malah duduk di depanku sambil masang tampang imut yang jujur sampai sekarang ini masih aku sukai.
“Aku tidak tau aku salah apa, karena apa yang aku tau dia berubah pasti karena aku yang salah,” aku jawab pertanyaanya yang menurutku itu sedikit bermutu.
“Dia? Dia siapa? Chan??” Huuh!! Baekhyun menyebalkan ah, bertanya terus tadi tadi, tidak tau apa kalau aku lagi galau??
“Ne, memang mau siapa lagi yang bisa bikin aku menangis seperti ini??” Jawabku dengan sebuah pertanyaan yang membutut pada akhir kalimat.
“Owh, sabar saja ya. Tapi aku liat sepertinya kamu sama Chan itu sekarang keliatan baik-baik aja kok,”
“Memang hubungan kami baik-baik aja. Yang tidak baik baik saja itu sikap Chan ke aku.” Ucapku tegas menaggapi kata-kata Baekhyun tadi.
“Memang sikap Chan seperti apa?? Sepertinya dia tidal berubah loh, dari dulu juga seperti itu kan??” Hah?? Masa sih Baekhyun tidak sadar kalau Chan itu berubah?? Jelas benget kalau Chan sekarang itu cuek dan tak seramah dulu.
Kok bisa Baekhyun tidak sadar?? Atau jangan jangan Chan bersikap seperti ini hanya saat dengan aku. Apa dia bener-bener mau balas dendam?? Kalo gitu mestinya Baekhyun tau bukan?? Coba tanya ah,,
“Baekhyun, kamu dan Chan tidak lagi mempermainkan aku lagi kan??” Tanyaku sambil pasang tampang curiga.
“Mempermainkan apa maksudmu?? Aku sama Chan tidak lagi berbuat apapun sama kamu kok,” dia mengerutkan alisnya sambil nunjukin tampang seolah dia itu tak mengerti apa-apa.
“Iya, sifat Chan yang sekarang, pasti kamu dan Chan yang merencanakan,i ya kan?” Aku masih curiga sama dia. Siapa tau mereka memang lagi merencanakan permainan buat aku lagi.
“Memang sifat Chan seperti apa sekarang??” Dia bertanya balik berlaga seperti orang yang tidak tau atau emang bener-bener tidak tau??
“Cuek, angkuh, terkesan dingin dan yang paling parah dia sudah tidak mau senyum sama aku lagi. Tak seperti dia yang dulu.”
“Hahahaha!!!!” Baekhyun ketawa sangat keras, aku rasa yang lagi pada di dalam toilet namja sekarang pasti bisa dengar tawanya Baekhyun yang posisinya sekarang berada 10 meter dari toilet.
“Kamu kenapa sih?? Kamu seneng ya Chan seperti ini sama aku??” Tanyaku kesel. Ternyata Baekhyun kalau tertawa itu menyebalkan juga ya??
“Ah!! Mian, aku tidak bermaksud menertawaimu, tapi kamu waktu jawab tadi itu sangat lucu, persis anak bebek,” aish!! Kurang ajar juga dia, masa putri cantik sepertiku di bilang persis bebek.
“Terus saja tertawa!!” Ujarku kesal dan beranjak bangun, aku mau pergi saja. Baekhyun menyebalkan dan tak berperasaan. Aku mau pulang mau mengadu pada Luhan oppa atau Sehun. Biar Chan dimarahin sama mereka nanti.
“Eh, cham, kamu mau ke mana?” Baekhyun menahan tanganku tepat saat langkah pertamaku.
“Mau pulang, aku sebel di sini ada kamu yang rese!!” Jawabku dengan nada kesal yang pastinya jelas terdengar.
“Duduk. Kita belom selesai ceritanya,”
“Udah tidak ada yang mesti diceritain lagi kok, lepas aku mau pulang, kamu terusin saja tertawanya.” Aku berusaha melepas genggaman tangan Baekhyun yang kuat itu tapi sia-sia. Ternyata tenaganya kuat juga ya?? Padahal dia itu kurus loh,,
“Iya deh, aku minta maaf. Tapi duduk lagi ya, aku masih ingin bertanya sama kamu nih,” akhirnya aku duduk lagi karena tak kuat ngeliat aegyo-nya dia yang kelewat imut itu.
“Dah, mau tanya apa??”
“Suer deh, aku tidak tau kalau Chan berubah, saat sama aku dia tidak kelihatan berubah, masih seperti Chan yang dulu, yang asik diajak main dan masih Chan si Happy Virus,” Baekhyun menatapku dengan tatapan yang bisa dibilang meyakinkan sekarang.
Aku terdiam. Kalo Baekhyun aja tidak merasakannya berarti benar Chan berubah cuma saat sama aku. Jadi dia kenapa sebenarnya?? Aku salah apa lagi sampai dia bersikap seperti ini?? Dan kenapa cuma sama aku dia bersikap seperti itu??
“Lulu, kayanya kamu memang benar punya salah sama dia, buktinya dia sampai bersikap seperti itu. Coba kamu pikir-pikir lagi, mungkin saja kamu memang bikin kesalahan yang susah buat Chan maafin.” Aku diam lagi. Kali ini aku mikirin apa kesalahan yang mungkin aku buat.
“Baekhyun, dia mulai bersikap sepeti ini semenjak lulus SMA. Mana mungkin aku inget semuanya??” Keluhku.
Kini Baekhyun yang diam.
“Apa ini ada hubungannya dengan apa yang kita lakuin dulu??”
“Eum? Apa maksudnya??”
“Iya, mungkin dia sakit hati karena kita pernah selingkuh dulu,” ucap Baekhyun menjelaskan dengan singkat, padat dan jelas.
“Tapi itukan juga rencananya dia,” sanggahku.
“Tapi dia hanya minta aku selingkuh paling lama 2 minggu dan  dia juga hanya tau aku itu pacaran denganmu hanya dua minggu, bukan 6 minggu.” Aku terperangah  mendengar jawaban Baekhyun yang menurutku itu lumayan mengagetkan.
“Sebenernya dia memang sudah merencanakan itu sejak lama tapi aku yang jalan lebih dulu karena geregetan juga dia itu terlalu banyak pikir, Chan juga sebenarnya sempet tidak terima saat aku panggil kamu pake kata chagi, tapi karena dia tau kamu panggil aku chagi dia juga tidak bisa apa-apa,” Baekhyun menjelaskn lagi dan aku cuma bisa angguk-angguk kepala ala detektif cantik di manga Jepang.
“Jadi maksudmu Chan seperti ini padaku karena dia tau kita pacaran lebih lama dari dugaanya??” Kini Baekhyun yang mengangguk persis ayam lagi matok.
“Sangat tidak logis,” gumamku.
“Terus karena apa lagi kalau bukan karena itu??” Aku juga bingung.
***
Hari ini aku pulang naik bis lagi. Chan entah ada di mana sekarang, sepertinya dia sedang bersama dengan chingudeulnya. Huuh!! Sekarang dia tak pernah lagi menawarin aku pulang bareng padahal aku sekarang ingin sekali pulang dengan dia.
Sekarang sudah jam 5 sore dan aku cuma sendirian di halte yang jaraknya gak terlalu jauh dengan kampusku. Baekhyun juga sudah pulang dari tadi, dia bilang dia ada janji, jadi selesai mendengarkan curhantanku dia langsung CAU ke rumahnya, mungkin.
To : Chanyeollie
Kamu di mana chagi? Masih belum pulang juga??
Aku kirim namjachinguku itu SMS yang aku harap bakal dia balas dengan segera. Dan harapanku terkabul, dia membalas SMS-ku.
From : Chanyeollie
Di Exotick café. Waeyo?? Kamu sudah pulangkan??
Senyum mendadak terulas di wajahku. Dia menanyakan aku sudah pulang atau belum, itu berarti dia masih perhatian padaku, iya tidak?? Berarti dia masih cinta padaku.
Aku balas SMS Chanku itu.
To : Chanyeollie
Belom. Aku bingung mau pulang naik apa?? Dari tadi bisnya penuh terus dan tidak ada taksi.
Semoga Chan sadar kalau aku mau dia jemput aku sekarang.
From : Chanyeollie
Owh, ya udah yang sabar aja nungguinnya ya??
DUAR!! DUAR!! Rasanya kaya disamber pitir saat dapet SMS itu dari Chan. Iiiiih dia gak peka banget sih?? Masa dia gak nawarin nganter aku pulang sama sekali?? Maunya apa coba, masa yeojachingunya eeh, tunangannya malah dikaya giniin sih??
Aku tidak balas lagi SMSnya dan malah balik SMS Luhan oppa dan Sehun dengan isi SMS yang sama “Jemput aku di halte dekat kamus, Palli!!!”.
Dan tak lama Luhan oppa datang dengan Lili bersama dengan Sehun. Aku minta Sehun untuk duduk di depan aku mau duduk di belakang sekarang. Tepatnya mau tiduran di jok belakang.
“Noona waegeure?? Kenapa noona murung lagi??” Sehun namdongsaengku yang sekarang makin tampan ini bertanya padaku yang sedang meringkuk di jok belakang.
“Aniya,” jawabku.
“Neo gwenchana Lulu??” Kini Luhan oppa yang bertanya.
“Ne, nan gwenchan oppa. Aku hanya lelah,” jawabku berbohong.
“Jangan bohong sama oppa, kamu pikir oppa ini baru kenal kamu kemarin malem apa??” Luhan oppa lagi nanya apa maksa sih?? Kenapa dia tidak diem dan bilang “owh” seperti biasa?
“Pasti kerena Chanyeol hyung kan??” Sehun menebak dan tebakannya bener. Tapi aku diam, aku males ngomong sama mereka sekarang. Lagi bad mood nih,,
“Dia kenapa lagi?? Kenapa kamu sampe kaya gini sih Lu? Oppa gak suka kamu yang kaya gini. Ke mana perginya yeosaeng oppa yang selalu ceria?” Luhan oppa mulai lagi pake nada bicara yang nunjukin kalau dia itu peduli sama aku.
Ke mana juga perginya Park Chanyeol, tunanganku yang dulu selalu perhatian dan ada buat aku?? Aku kangen dia dan mau dia yang dulu.
Kalau aja di dunia ini memang ada Vampire Princess Miyu. Itu loh, vampire yang bisa mmberikan apa yang kita mau secara abadi dengan bayaran darah dan nyawa. Aku jamin, aku bakal bersedia dihisap darahku asal aku bisa merasakan perasaan yang dulu pernah aku rasain saat Chanyeol ada di sampingku.
“Aku di sini oppa, aku gak ke mana-mana kok. Oppa tenang saja,” jawabku sedikit menghindari pertanyaanya.
“Aish, kamu ini ya!! Oppa lagi serius nih,” aku terkekeh terpaksa dan rasanya itu semakin menyakitkan.
“Oppa tenang saja, nanti kalau aku ingin juga aku akan cerita pada oppa dan Sehun juga, aku lagi tidak mood saja sekarang, aku cape mau tidur. Nanti kalau sudah sampai rumah bangunkan ya,” ucapku berpesan pada akhirnya. Aku benar-benar menutup mataku dan berlari menuju mimpi indahku dengan Chanyeolku yang dulu.
***
Aku pulang setelah mata kuliahku yang terakhir hari ini selesai. Aku berjalan ke arah parkiran mobil yang ada di kampusku ini. Aku menghampiri sebuah mobil yang sangat aku kenali setiap detail bodynya. Yeah, ini mobil tunanganku itu.
Aku berdiri bersandar di mobil sport hitam yang selalu kinclong setiap harinya itu. Aku ingin menungu Chan di sini. Aku ingin pulang bersamanya dan aku juga ingin mengajaknya ke suatu tempat. Dan kalau sudah di tempat itu aku aku akn bertanya kenapa dia dia bersikap seperti ini padaku.
10 menit.. 30 menit.. 45 menit.. 1 jam.. 1,5 jam.. 2 jam..
Kakiku rasanya sangat pegal dari tadi berdiri di samping mobil Chan. Tapi penantianku tidak sia-sia, akhirnya sang pangeran tampan yang aku nantikan datang dengan pangeran imut yang dulu juga aku sembah setengah mati. Yeah, si Baekhyun, memang mau siapa lagi pangeran imutnya?? Sungmin Super Junior?? Itu bukan pangera imutku, tapi pangeran imut semua yeoja yang menjadi fangirl-nya.
“Ya, Lulu kamu lagi apa di sini??” Tanya Baekhyun yang sepertinya lebih dulu sadar kalau aku ada di depan mobilnya Chan. Aku lihat ekspresi wajah Chan berubah. Airmukanya mendadak terlihat tidak suka karena melihat aku.
“aku ingin mengajak Chan ke suatu tempat sekalian pulang bareng,” jawabku sambil tersenyum manis, berharap Chan bakal membalasnya. Tapi,,, dia tidak sama sekali membalasnya. Mengenaskan!!
“Eoddiseo??” Chan bertanya. Aku tersenyum penuh arti.
Aigo!! Datar sekali wajahnya?? Apa dia lupa aku ini tunangannya?? Kenapa dia seperti itu??
“Kamu nanti juga akan tau, yang penting kita pergi dulu saja,” jawabku masih dengan senyum berharap. “Dan jangan ajak Baekhyun.” Tambahku mencegah. Aku takut nanti Chan malah mengajak sahabatnya itu.
“Aish, siapa juga yang mau ikut sama kalian berdua, kau tenang saja Lulu.” Baekhyun memasang tampang kesal di wajah imutnya yang selalu bikin aku pengen meluk dia. Abis dia ngegemesin sih.. Neomu kyeopta.
“Ya sudah sana pergi,” usirku dan Baekhyun pun berlalu begitu saja tanpa ada salam. Dasar bacon!!
***
Aku dan Chan sampai dia sebuah taman bermain yang memiliki banyak sekali kenangan. Taman bermain aku dan Chan dulu. Taman yang membuat aku benar-benar jatuh hati pada pangeran kecil yang awalnya aku anggap gila.
“Mau apa kita ke sini??” Tanya Chan tepat setelah aku menduduki sebuah ayunan yang dulu aku dan Chan sering mainkan. Aku yang naik dan Chan yang mendorong.
“Mengenang masa lalu,” aku jawab tanpa melihat ke arahnya.
“Tak ada gunanya mengenang masa lalu. Sekalipun kita kenang kita tidak akan bisa mengubahnya hanya bisa menyesali segalanya. Itu sangat menyedihkan.” Ucap Chan. Entah kenapa aku merasa itu seperti sebuah sindiran yang sangat mengena.
Mendadak dadaku sesak dan rasanya aku mau menangis karena tidak kuat dengan rasa sakit ini. Aku bangun dari ayunan dan menghampiri Chan yang melihatku dengan wajah datarnya.
“Aku salah apa??” Tanyaku to the point.
“Ne?? Maksudmu??” Entah kenapa aku merasa saat ini Chan berpura-pura bodoh.
“Jangan berpura-pura Park Chanyeol. Aku tau kamu chagi, aku tau kamu sedang tidak baik-baik saja saat bersamaku,”
“Aku bingung,” jawabnya masih dengan wajah datar yang terlihat lebih menyebalkan dari sapaan paginya selama 14 tahun, dulu.
“Salahku apa chagi?? Kenapa kamu kaya giniin aku??”
“Kaya giniin gimana??” Aku tau dia tidak lagi memperkosa aku, tapi dia bikin aku sakit dengan sikapnya.
“Kamu sudah tidak perhatian lagi sama aku, kamu selalu cuek dan bersikap dingin sama aku.” Jawabku tegas agar dia tau kalau aku saat ini sedang menahan emosiku yang aku tahan setahun lebih.
“Kamu yang minta kan?? Kamu yang minta aku berubahkan?? Dan inilah aku, aku lah Park Chanyeol yang sekarang.” Jawabnya santai. Sadar tidak sih dia aku sekarang sedang bergetar menahan tangisanku yang bisa saja meledak sewaktu-waktu.
“Aku tak pernah minta kamu berubah jadi seperti ini!!” Sanggahku tak mau kalah.
“tapi kamu juga tidak pernah bilang sama aku, aku harus berubah jadi seperti apa dan bagaimana.” Dia berbalik membelakangi aku. Sebenci itukah dia padaku?? Sampai tak ingin melihatku seperti ini??
“Aku tidak suka kamu yang seperti ini Park Chanyeol. Aku tidak betah, aku tidak mau dan aku sudah tidak kuat lagi merasakan semuanya ini.” Airmataku jatuh membasahi pipiku dan berakhir tanan.
“Ya sudah kalau begitu kita berhenti saja.” DEG!!! Jantungku!! Rasanya jantungku berhenti berdetak beberapa saat tadi ketika Chan berkata seperti itu.
“M.. Ma..maksudmu?” Tanyaku terbata.
“Iya, katamu tadi kamu sudah tidak kuat lagi seperti ini, ya sudah akhiri saja semuanya.” Dia pergi meninggalkan aku begitu saja dengan mobil sport hitam yang tadi membawaku ke tempat ini. Sedang aku??
Sampai saat ini rasanya aku masih sangat kaku. Kakiku terasa di paku dan tubuhku rasanya seperti di ikat kuat layaknya mumy sampai untuk bergerak itu terasa mustahil. Dadaku sesak dan kepalaku pusing.
Aku masih tidak percaya dengan apa yang tadi aku dengar. Chan menyuruhku untuk mengakhiri semuanya?? Kenapa mudah sekali untuknya berkata seperti itu?? Dan kenapa juga tanpa ada rasa bersalah sedukitpun??
***
~skip time~
Sebulan setelah kejadian di taman itu. Aku sudah cerita semuanya pada Luhan oppa dan Sehun. Dan kalin tau apa reaksi mereka?? Yap, mereka langsung ingin membunuh Chan hari itu juga. Tapi aku tahan.
“Dia harus mati!!” Ucap Luhan oppa saat itu.
“Beraninya dia berkata seperti itu. Tau seperti itu dari dulu mestinya ku tentang perjodohan gila ini. Sekarang yeosaeng kesayanganku yang jadi korban. Lihat saja kau Park Chanyeol, akan aku akan buat perhitungan denganmu,” gerutu Luhan oppa setelah aku tahan dia agar tidak mencari Chan.
“Ne, jangan mentang-mentang matematikanya bagus dia jadi kurang ajar. Aku dan Luhan hyung juga jago matematika kok. Iya tidak hyung??” Heeh?? Sehun apa yang kamu bicarakan sayang?? Kenapa ngalantur banget sih??
Setelah hari aku mengadu dengan Luhan oppa itu, Luhan oppa melarang aku bertemu dengan Chan dan aku menurutinya. Sebenarnya sih saat di kampus aku juga masih sering memperhatikan tunanganku itu. Aku bisa melihatnya tertawa dan mendengar suara bass-nya yang aku rindukan.
Beberapa kali juga aku melihat dia sedang di dekati oleh mahasiswi lainya yang genitnya luar biasa seperti dasyatnya tornado Australia. Tapi aku tidak mengadukan ini pada orang tuaku dan melarang oppa dan saengku untuk mengadu. Aku takut perjodohan ini di batalkan.
Kalian pasti pikir aku bodoh atau tidak waras karena masih saja mau menerima tunangan yang dinginnya setang mati?? Iya aku bodoh dan silahkan katai saja aku sepuas kalian dengan kata “Babo” karena menurutku itu lebih baik.
Aku terlalu mencintai Park Chanyeol. Aku bahkan sudah menunggu ini selama 16 tahun dan hanya tinggal menunggu 3 tahun lagi agar mimpiku untuk menjadi nyonya Park terkabul. Aku ingin memiliki dia sepenuhnya, hatinya, jiwanya, raganya, juga hartanya.
Waeyo?? Aku serakah?? Kalian jangan munafik!! Aku tau kalian hanya iri, dan aku juga yakin kalian juga akan melakukan hal yang sama jika kalian ada di posisiku saat ini. Jadi berhenti mengatai aku serakah!!!
Uh!! Aku rasa aku sudah mulai gila karena semuanya sekarang.
Aku sedang di tempat persembunyianku sekarang. Sedang apa?? Yap, menangis lagi.
“Kau menangis lagi??” Sebuah suara yang sangat aku kenali merusak acara menangsiku yang sedang khusyu-khusyunya tadi.
“Ne,” jawabku sambil melihat  seorang namja yang tadi bertanya yang tak lain dan tak bukan dia adalah Byun Baekhyun.
“Karena Chan lagi??” Aku diam. “Sudah aku bilang kalian itu harus membicarakan semuanya sampai jelas.” Ujarnya menekankan.
“Bagaimana caranya??” Itu selalu menjadi petanyaanku yang bisa membuat Baekhyun diam untuk berpikir mencari cara yang mungkin bisa berhasil.
“Kau hanya harus datang kehadapannya dan mengajaknya bicara, apa itu sulit??” Aku mengangguk. “Ya!! Babo. Apa yang sulit hah??”
“Mempertahankan dia untuk terus duduk di sampingku sampai semuanya selesai,” jawaku lemah. Belakangan ini aku kurang bergairah hidup karena masalah ini. Bahkan berat badanku turun 7 kilo.
“Aish, dasar babo!!” Ucap Baekhyun geram dan kemudian dia pergi begitu saja. Kebiasaannya kabuh, tidak sopan!!
Baekhyun memang tau masalahku karena aku juga curhat dengannya dan aku juga sering sekali kena marah dia karena apa yang aku katakan.
Aku kembali ke posisiku semula dan mau mulai meneruskan acara menangisku yang tadi tertunda. Tapi tiba-tiba ada lagi yang datang dan langsung saja kau menoleh hendak memarahi orang yang datang itu karena aku tau pasti orang itu Baekhyun.
DEG!! DEG!! Jantungku!! Rasanya seperti ada gempa dalam jantungku. Karena mendadak jantungku berubah menjadi berdebar ubnormal saat melihat siapa yang datang. Tebakanku memang tidak salah, yang datang memang Baekhyun tapi dia membawa seseorang dan orang itulah yang belakangan ini merusak kerja otakku karena terus memikirkan dia. Yeah, dia tunanganku, Park Chanyeol.
“Selesaikan masalah kalian sekarang juga, aku akan berdiri di sini sampai masalah kalian selesai. Dan tenang aku akan memakai haedphoneku agar aku tak mendengar apa yang kalian katakan.” Dia langsung memasang headphone-nya dan bersenandung ria dengan suara tingginya yang mengagumkan itu.
Aku diam begitupula Chan. Dia bahkan tak menatapku saat ini, dia telihat sibuk dengan melihat sekitar.
“Chagi,,” panggilku dan dia menoleh melihat aku yang menyedihkan ini. Wajahku pasti merah saat ini, itu karena aku menagis tadi.
“Mianhae, jinjja mianhae Park Chanyeol.” Ucapku lagi.
“Untuk apa??”
“Atas semua kesalahku. Jujur saja aku sendiri tidak tau apa salahku dan apa penyebab kamu marah sampai seperti ini, aku hanya tau kalau kamu marah padaku dan aku tidak ingin kamu marah.” Jawabku sambil tertunduk.
“Kamu mau tau apa salahmu??” Aku mendongak melihatnya dan mengagguk.
“Meyuruhku berubah,” jawabnya dengan nada datar dan wajah datar itu lagi.
Aku diam dan berpikr sejenak untuk merangkai kata.
“Ne, aku minta maaf atas itu. Aku janji tidak akan menuntutmu untuk berubah lagi dan aku mohon kembalilah seperti dulu lagi dan jangan suruh aku mengakhiri semuanya, aku terlalu takut kehilangan kamu aku terlalu cinta sama kamu dan aku tidak berinpi apalagi mengingnkan  kamu pergi dari aku.” Aku kembali menunduk. Menahan malu, tangis dan senang karena dia mau berbicara denganku.
Aku dengar dia terkekeh. Aku angkat kepalaku dan melihatnya yang kini tersenyum hangat padaku dengan senyum khasnya yang sangat aku rindukan itu.
“Wae?? Kenapa kamu tertawa seperti itu?” Tanyaku bodoh.
“Kamu lucu chagi,” CHAGI?? Dia panggil aku chagi?? Benarkah ini?? Akhirnya kata itu keluar lagi dari mulutnya setelah sekian lama tak terdengar.
Aku bingung dalam kesenangan, “Lucu?? Apa yang lucu??” Tanyaku. Aku mulai curiga lagi sekaang.
“Kamu pasti pikir maksud kata-kataku waktu aku bilang mengakhiri semuanya itu artinya kuta putus hubungan. Iya kan??”
Aku mengangguk ragu. “N..ne, memang mau apa lagi maksudnya??” Tanyaku kemudian.
“Kamu salah paham chagi, maksudku saat itu menyuruhmu untuk mencabut kata-katamu yang menyuruhku berubah dan mengakhiri acktingku sampai di situ, tapi kamu hanya diam jadi aku tinggal saja karena aku juga sudah tidak tahan ingin tertawa.” Dia masih terkekeh sesekali saat menjelaskan.
Aku tersenyum senang dan langsung memeluknya erat. Sanga erat. Aku sangat merindukan dia saat ini dan juga senang karena aku tau kalau dia tidak akan pergi dariku.
“Kamu jadi jelak chagi, kamu kebanyakan menangis ya??” Aku mengaguk setelah puas memeluknya.
“Karena aku??” Aku mengangguk lagi.
“Memang mau karena apa lagi??” Tanyaku jutek. Haha.. Aku ingin seperti dulu lagi, jadi tak apakan kalau aku bersikap seperti ini??
“Gomawo chagi,” kini gantian dia yang memelukku dan aku balas pelukannya sama seperti dia yang tadi membalas pelukanku.
“Aku menangis kok malah berterima kasih?? Kamu seneng ya aku nangis??” Aku cemberut manja padanya dan dia terkekeh. Senagnya aku saat ini..^^
“Tentu saja, aku senang kamu menangis karena takut kehingan aku, itu berarti kamu makin cinta sama aku,” ucapnya bangga.
“Ya sudah, ayo pulang, aku rindu eomma appamu juga Luhan hyung dan Sehun,” ajaknya dan langsung menggandengakku pergi meninggalkan Baekhyun yang sedang asik bersenandung ria dengan mata terpejam.
Mianhae-yo Baekhyun-ah. Salahmu sendiri bernyanyi sambil meram.
***
Sampai di ruman Chanyeolku ini di sambut dengan hati senang eomma dan appa tapi tidak dengan Luhan oppa dan Sehun. Mereka menyambut tunanganku ini dengan tatapan yang seolah berkata mau-apa-ka-datang-ke-sini atau kau-mau-cari-mati.
Hihih… aku lupa, aku belum bilang pada Chan kalau Luhan oppa dan Sehun marah padanya. Tapi biar saja, itung-itung ini balasan karena dia membuatku menangis setiap malam selama sebulan penuh dan itu karena dia.
Besenang senanglah dengan Luhan oppa dan Sehun, Park Chanyeol-ku sayang….^^@


THE END



Febby . 이 Ruri. Ening . Ikka 지까. Nesya .

Gomawo buat eonni-ku yang kasih saran buat bikin bahasa dalam ceritaku lebih formal. Awalnya aku emang udah niat buat bikin ini formal, tapi aku males ngedit waktu itu, jadi aku bikin seperti apa adanya, tapi untuk yang kali ini aku bikin lebih sedikit formal, kenapa sedikit?? Karena aku masih pake kata “kamu” bukan “kau”.. gak apa-apa kan eon?? #biar sedikit beda aja rasanya..
Dan masih benyak lagi kata kata yang bikin ini terkesan sangat amat Typo, jadi mohon maaf ya reader-deul.. aku harap kalian bisa puas dengan apa yang aku buat ini.. hehe^^ jangan lupa RCLnya ya..

Sampai ketemu lagi di ff-ku yang lainnya.. dadah^^