[Xi Lulu Line Story] What Happened, Chanyeol??
03.05
Diposting oleh Febby's Favorite
Title : What Happened, ChanYeollie?? [Sequel of Dream With BaekYeol]Author : Eun-Febby.Hae or Febby FatmaLength : 4811 words, OneShortGenre : Romance (maybe), Friendship (maybe), Komedi (maybe), Sad (maybe)Rating : GeneralCast : Chanyeol (EXO-K), Xi Lulu (OC), Byun Baekhyun (EXO-K),Other Cast : Xi Luhan (EXO-M), Oh Sehun (EXO-K) as Xi Sehun (hehe, ganti marga dulu ya)Disclaimer : Ceritanya semua berasal dari imajinasiku tapi castnya itu milik tuhan dan orang tuanya masing-masing
NB : ye,, ye,, ye,, aku datang lagi dengan BaekYeol oppa yang
membuntuti di belakangku #nggak mungkin!! Seperti yang tertulis di atas ini
adalah sequel dari Dream With BaekYeol/hayoo udah pada baca belum??/#abaikan..
Di cerita kali ini peran utamanya masih
belum berubah, masih si gadis manis bernama Xi Lulu, hanya saja kayanya peran
HunHan couple jadi sedikit menipis dan jarang dialog, tapi tenang BaekYeol
masih terus exis kok!! Jadi masih bisa ketawa.. hehe^^
Seperti biasa, jangan lupa RCL-nya ya,
dan aku tegaskan lagi aku tidak suka SR…
Happy reading guys.. JJ
***
Jalan,
makan, nonton dan belanja bersama dengan namjachingu seharusnya terasa asik dan
menyenangkan, iya tidak?? Tapi kenapa kalau aku jalan dengan pangeranku, aku
tidak pernah merasa hal yang seperti chingudeulku katakan itu??
Mereka
selalu cerita saat mereka pergi dengan namjachingunya, mereka bebas melakukan
apa saja dengan namjachigunya masing-masing, boleh pegangan tangan malah ada
juga yang saking lengket karena baru jadian, jalan saja sambil pelukan. Bisa
dibanyangkan??
Tapi
kalau aku?? Nggak!! Dia tak pernah lagi mau melakukan itu semenjak aku minta
dia berubah. Yeah, namjachinguku yang sempurna itu memang sudah berubah
sekarang, tapi bukan perubahan ini yang aku mau. Sekarang dia terkesan cuek dan
bikin aku jadi was-was takut dia selingkuh atau hal semacamnya yang lain.
Kalian
tentu masih ingat sama aku 'kan?? Aku Xi Lulu, yeoja yang punya kembaran sebuah
mobil dan punya namjachingu sempurna, bahkan saking sempurnanya banyak yang
mendekati dia dan berpura-pura seolah mereka tidak tau kalau di sana ada aku,
ada tunangannya.
Aku
tahu mestinya aku senang kalau Chanyeol berubah dan tidak seperti dulu, tidak
membuatku merasa monoton dan bosan. Tapi kenapa dia harus berubah jadi kaya
gini sih? Kenapa harus sifat cuek yang mendominan??
Sekarang
aku sedang di Toserba, salah satu mall milik appanya Chan. Jangan tanya aku
sedang apa, karena tentunya aku sedang jalan dengan namjachinguku yang sekarang
cuek banget sama aku itu. Okeh, aku memang sudah tidak bosen lagi karena
sekarang dia tidak bersifat kaya dulu tapi sekarang aku malah khawatir.
“Chagi,
kajja!!” Aku tarik tangannya yang dari tadi jalan di belakangku. Kesannya dia
sekarang itu bodyguardku. Cuma ada yang kurang kalo dia jadi bodyguard,
badannya terlalu kurus untuk ukuran seorang penjaga putri cantik macam aku.
Ini
udah 2 tahun setelah aku melakukan hal gila yang ternyata adalah permainannya
Chanyeol. Yeah, selingkuh dengan sahabatnya yang namanya Byun Baekhyun. Dan
sekarang aku bukan lagi anak SMA, aku sekarang seorang mahasiswi di Seoul
University sama dengan Chanyeol hanya beda jurusan.
Aku
lebih memilih mengambil jurusan desain sedangkan Chanyeol dipaksa untuk
mengambil jurusan bisnis oleh appanya juga oleh aku tentunya. Kenapa aku juga
maksa?? Karena 3 tahun lagi aku bakal jadi istrinya dan aku mau Chanyeol-lah
yang jadi direktur di perusahaan appanya saat sudah jadi suamiku.
Aku
memasuki sebuah toko buku. Seperti biasa, buku itu hal wajib yang aku beli
paling tidak dua minggu sekali. Perpustakaan pribadiku juga sudah diperbesar
lagi oleh appa, kerena buku-bukuku sudah banyak bertambah.
“Chagi
bagus mana?? Yang ini apa ini??” Tanyaku manja. Tapi Chan hanya diam dan
melihat buku yang aku pegang ini.
“Igo,”
dia menunjuk buku yang aku pegang dengan tangan kananku. Setelah itu dia pergi
melihat-lihat sambil berjalan berlaga angkuh. Aku tidak suka dia yang seperti
ini.
Akhirnya
aku ambil kedua buku yang tadi aku pegang. Aku tidak yakin dengan jawaban
Chanyeol tadi. Dia terlihat tidak suka aku ajak jalan hari ini. Ah!! Bukan
hanya hari ini tapi semenjak kami lulus SMA, dia bersikap seperti tidak suka
saat aku ajak jalan.
Pulangnya
aku diantar sampai depan gerbang dengan mobil sport hitam kebanggaan Chanyeol
itu. Aku turun dan langsung melemparnya
dengan senyum andalanku. Senyum manis seorang Xi Lulu yang dulu bisa membuat
Chan membalasnya dengan lebih manis.
“Kamu
tidak mampir lagi chagi??” Tanyakku melihat dia yang tak mematikan mesin
mobilnya.
Dia
menggeleng. Tanpa ada senyum dia hanya bilang “Aku mau langsung pulang, aku
cape” dan setelah itu mobilnya melesat pergi.
Huft!!
Aku menghela nafas berat. Itulah Park Chanyeol sekarang. Sangat dingin dan
cuek. Bahkan aku yang tunangannya saja sulit untuk melihat dia tersenyum
kecuali saat ada kumpul keluarga dan saat nonton film romance yang endingnya
membahagiakan.
Aku
masuk ke rumah dan langsung mengurung diri di kamar. Aku tak perdulikan
pertanyaan eomma dan Sehun saat aku masuk rumah tadi. Aku terlalu kalut saat
ini. Dan aku ingin menangis, menangis meratapi nasibku saat ini.
Semua
belanjaanku aku banting ke lantai sedangkan tasku yang isinya ponselku dan alat
make up-ku aku taruh di meja rias. Sayang kalo di banting, ponselku itu ponsel
couple sama Chan.
“Aku
salah apa lagi??” Keluhku setelah merebahkan tubuhku yang putih mulus dan
proporsional ini di kasur empuk dengan seprei bergambar bunga-bunga ungu.
Mataku menatap langit-langit kamarku yang warnanya tak pernah berubah. Putih.
Aku
ingat-ingat semua kejadian beberapa hari yang lalu hingga tadi. Aku mencari-cari,
barang kali aku memang bikin salah pada tunanganku itu. Tapi tak ada, semuanya
baik-baik saja sampai tadi. Tapi kenapa Chan kelihatan lebih cuek dari
biasanya??
Kalau
aku ingat masa SMA aku jadi ingin bener-bener menangis. Dulu Chan begitu ramah
dan hangat tidak seperti saat ini, dia dingin dan cuek, dan aku tidak suka dia
yang seperti itu. Aku tegaskan, AKU TIDAK SUKA!!!
Aku
kangen Chan yang dulu, aku kangen Chan yang selalu senyum walau aku jutekin dan
aku kangen Chan yang genit minta cium. Aku pengen bisa manja-manja lagi sama
dia kaya dulu. Aku pengen dia bertanya “Lagi apa chagi?” Dengan senyum khasnya
dan aku pengen dengar dia ngomong “Jalja Xi Lulu, jangan lupa mimpikan pengeran
Park Chanyeol eotte??” Lagi setiap malam sebelum aku tidur. Ah!!! Pokoknya aku
kangen banget sama dia yang dulu, dan aku gak suka dia yang sekarang.
Aku
tidak suka sifatnya yang sekarang terkesan dingin dan cuek padaku. Aku tidak
suka saat dia berlaga angkuh di depan banyak orang. Aku tidak suka dia yang
jarang, eh ralat, tak pernah senyum lagi. Aku tidak suka Park Chanyeol yang tak
perhatian padaku dan Park Chanyeol yang selalu sibuk pergi dengan chingudeulnya
setiap hari.
***
Aku
ada kuis pagi ini jadi harus cepat kalau aku tidak mau ketinggalan bis. Yeah,
sekarang aku lebih memilih naik bis dari pada di antar Luhan oppa. Alasanya
apa?? Karena aku berharap Chan bakal jemput aku dan mau mengatarku. Tapi
nyatanya gak!! Dia gak sama sekali perduli akan itu.
Nasibku
sekarang sangat teragis bukan?? Saat aku sudah mulai serius dengan cintaku dan
tak punya niat untuk main api lagi, dia malah bersikap seolah dia mau balas
dendam karena aku sudah pernah bermain api dulu.
Tunggu!!
Balas dendam?? Apa iya sifat Chan sekarang itu karena dia ingin balas dendam??
Apa dia ingin membalas semuanya yang aku lakuin dulu dengan cara seperti ini??
Tapi kenapa harus seperti ini caranya?? Dan kenapa juga harus ada balas
dendam??
Aku
memasuki ruangan mata kuliahku pagi ini. Yeah, mata kuliahku pagi ini Bahasa
Inggris dan aku pasti akan bertemu dengan Chan saat mata kuliah ini. Dari 9
mata kuliah yang aku pelajari dan 10 mata kuliah yang Chan pelajari aku hanya
bisa ketemu sama saat mata kuliah Bahasa Inggris yang jamnya juga hanya 2 jam
dalam seminggu.
Aku
lihat Chan sudah duduk di bangkunya, bangku yang ada tepat di depan bangkuku.
Aku berjalan dan sengaja tak menyapanya, aku mau lihat dia akan menyapaku atau
tidak. Dan..
JEEEDDEERRR!!!!
Chan sama sekali tak menyapaku. Dia bersikap seolah tak melihatku dan malah
asik dengan poselnya.
Uh!!
Rasanya dadaku sesak saat ini, aku ingin nangis,,, tapi tak ada eomma, tak ada
Luhan oppa dan tak ada Sehun juga. Jadi aku urungkan niat itu. Nanti saja
nangisnya kalau sudah istirahat.
Dosen
kami datang dan kuis dimulai. Semua berjalan biasa saja, dan mudah. Seperti
yang kalian ketahui aku pernah ikut program pertukaran pelajar di Amerika jadi
pasti bahasa inggrisku baik bukan??
Selesai
kuis aku langsung keluar kelas dan pergi ke tempat persembunyianku. Yeah, aku
punya tempat persembunyian. Dan tempatnya adalah taman yang ada di dekat toilet
namja. Di sana aku selalu menangisi perlakuan Chan yang menyebalkan.
Dan
sekarang aku datang untuk menangsi dan curhat dengan rumput-rumput yang aku
aggap temanku. Kalian pasti pikir aku gila kan? Iya, aku memang gila, dan
gilanya itu karena namja sempurna yang statusnya adalah tunanganku. Perlu
pengulangan?? TU-NA-NGAN-KU!!
“Hiks..hiks..
Salahku apa Chan?? Kenapa kamu mau balas dendam sama aku?? Hiks..” Tanyaku pada
rumput yang terhampar di depanku.
“Kamu
tau?? Aku takut banget sekarang?? Hiks..hiks.. Aku takut kamu ninggalin aku
hiks..hiks.. Aku juga gak suka kamu yang sekarang, aku maunya kamu yang dulu
lagi.. Hiks..hiks..” Aku masih terus mewek sampai sekitar satu jam di taman
itu. Sendirian, tanpa chingudeulku dan apalagi tunanganku yang sekarang saja
aku tidak tau di mana dia berada.
“Kamu
lagi ngapain Lulu?” Aku kaget dan langsung menoleh melihat siapa yang bertanya
barusan. Dan ternyata eh teryanya itu adalah mantan selingkuhanku, Byun
Baekhyun.
“Kamu
yang lagi ngapain di sini? Sana pergi jangan ganggu aku,” tanyaku dan kemudian
langsung mengusir dia.
“Kamu
nangis ya?? Waeyo Lulu?” Tanyanya yang malah mendekati aku dan jongkok di
depanku. Aku diam, bingung mau ngomong apa.
“Kamu
ngapain ke sini??” Aku Tanya lagi pertanyaan yang tadi belum dia jawab.
“Tadi
pas habis pipis aku dengar ada suara orang nangis dan aku cari, ternyata kamu
yang nangis toh??” Aku diam.
“Waeyo??
Kamu berantem sama Chanyeol??” Aku masih betah diam.
“Jangan
diam saja dong, jawab Lulu.” Kayanya Baekhyun kesel aku diam terus dari tadi.
“Aku
gak berantem kok sama Chan, aku cuma lagi merenungi kesalahanku,” aku jawab
pertanyaannya supaya dia puas.
“Kesalahan??”
Aku mengangguk. “Emang kamu punya salah apa?? Sama siapa?? Karena apa??” Kini
Baekhyun malah duduk di depanku sambil masang tampang imut yang jujur sampai
sekarang ini masih aku sukai.
“Aku
tidak tau aku salah apa, karena apa yang aku tau dia berubah pasti karena aku
yang salah,” aku jawab pertanyaanya yang menurutku itu sedikit bermutu.
“Dia?
Dia siapa? Chan??” Huuh!! Baekhyun menyebalkan ah, bertanya terus tadi tadi, tidak
tau apa kalau aku lagi galau??
“Ne,
memang mau siapa lagi yang bisa bikin aku menangis seperti ini??” Jawabku
dengan sebuah pertanyaan yang membutut pada akhir kalimat.
“Owh,
sabar saja ya. Tapi aku liat sepertinya kamu sama Chan itu sekarang keliatan
baik-baik aja kok,”
“Memang
hubungan kami baik-baik aja. Yang tidak baik baik saja itu sikap Chan ke aku.”
Ucapku tegas menaggapi kata-kata Baekhyun tadi.
“Memang
sikap Chan seperti apa?? Sepertinya dia tidal berubah loh, dari dulu juga seperti
itu kan??” Hah?? Masa sih Baekhyun tidak sadar kalau Chan itu berubah?? Jelas
benget kalau Chan sekarang itu cuek dan tak seramah dulu.
Kok
bisa Baekhyun tidak sadar?? Atau jangan jangan Chan bersikap seperti ini hanya
saat dengan aku. Apa dia bener-bener mau balas dendam?? Kalo gitu mestinya
Baekhyun tau bukan?? Coba tanya ah,,
“Baekhyun,
kamu dan Chan tidak lagi mempermainkan aku lagi kan??” Tanyaku sambil pasang
tampang curiga.
“Mempermainkan
apa maksudmu?? Aku sama Chan tidak lagi berbuat apapun sama kamu kok,” dia
mengerutkan alisnya sambil nunjukin tampang seolah dia itu tak mengerti
apa-apa.
“Iya,
sifat Chan yang sekarang, pasti kamu dan Chan yang merencanakan,i ya kan?” Aku
masih curiga sama dia. Siapa tau mereka memang lagi merencanakan permainan buat
aku lagi.
“Memang
sifat Chan seperti apa sekarang??” Dia bertanya balik berlaga seperti orang yang
tidak tau atau emang bener-bener tidak tau??
“Cuek,
angkuh, terkesan dingin dan yang paling parah dia sudah tidak mau senyum sama
aku lagi. Tak seperti dia yang dulu.”
“Hahahaha!!!!”
Baekhyun ketawa sangat keras, aku rasa yang lagi pada di dalam toilet namja
sekarang pasti bisa dengar tawanya Baekhyun yang posisinya sekarang berada 10
meter dari toilet.
“Kamu
kenapa sih?? Kamu seneng ya Chan seperti ini sama aku??” Tanyaku kesel.
Ternyata Baekhyun kalau tertawa itu menyebalkan juga ya??
“Ah!!
Mian, aku tidak bermaksud menertawaimu, tapi kamu waktu jawab tadi itu sangat
lucu, persis anak bebek,” aish!! Kurang ajar juga dia, masa putri cantik sepertiku
di bilang persis bebek.
“Terus
saja tertawa!!” Ujarku kesal dan beranjak bangun, aku mau pergi saja. Baekhyun menyebalkan
dan tak berperasaan. Aku mau pulang mau mengadu pada Luhan oppa atau Sehun. Biar
Chan dimarahin sama mereka nanti.
“Eh,
cham, kamu mau ke mana?” Baekhyun menahan tanganku tepat saat langkah
pertamaku.
“Mau
pulang, aku sebel di sini ada kamu yang rese!!” Jawabku dengan nada kesal yang
pastinya jelas terdengar.
“Duduk.
Kita belom selesai ceritanya,”
“Udah
tidak ada yang mesti diceritain lagi kok, lepas aku mau pulang, kamu terusin saja
tertawanya.” Aku berusaha melepas genggaman tangan Baekhyun yang kuat itu tapi
sia-sia. Ternyata tenaganya kuat juga ya?? Padahal dia itu kurus loh,,
“Iya
deh, aku minta maaf. Tapi duduk lagi ya, aku masih ingin bertanya sama kamu
nih,” akhirnya aku duduk lagi karena tak kuat ngeliat aegyo-nya dia yang
kelewat imut itu.
“Dah,
mau tanya apa??”
“Suer
deh, aku tidak tau kalau Chan berubah, saat sama aku dia tidak kelihatan
berubah, masih seperti Chan yang dulu, yang asik diajak main dan masih Chan si
Happy Virus,” Baekhyun menatapku dengan tatapan yang bisa dibilang meyakinkan
sekarang.
Aku
terdiam. Kalo Baekhyun aja tidak merasakannya berarti benar Chan berubah cuma
saat sama aku. Jadi dia kenapa sebenarnya?? Aku salah apa lagi sampai dia
bersikap seperti ini?? Dan kenapa cuma sama aku dia bersikap seperti itu??
“Lulu,
kayanya kamu memang benar punya salah sama dia, buktinya dia sampai bersikap seperti
itu. Coba kamu pikir-pikir lagi, mungkin saja kamu memang bikin kesalahan yang susah
buat Chan maafin.” Aku diam lagi. Kali ini aku mikirin apa kesalahan yang
mungkin aku buat.
“Baekhyun,
dia mulai bersikap sepeti ini semenjak lulus SMA. Mana mungkin aku inget
semuanya??” Keluhku.
Kini
Baekhyun yang diam.
“Apa
ini ada hubungannya dengan apa yang kita lakuin dulu??”
“Eum?
Apa maksudnya??”
“Iya,
mungkin dia sakit hati karena kita pernah selingkuh dulu,” ucap Baekhyun menjelaskan
dengan singkat, padat dan jelas.
“Tapi
itukan juga rencananya dia,” sanggahku.
“Tapi
dia hanya minta aku selingkuh paling lama 2 minggu dan dia juga hanya tau aku itu pacaran denganmu hanya
dua minggu, bukan 6 minggu.” Aku terperangah
mendengar jawaban Baekhyun yang menurutku itu lumayan mengagetkan.
“Sebenernya
dia memang sudah merencanakan itu sejak lama tapi aku yang jalan lebih dulu
karena geregetan juga dia itu terlalu banyak pikir, Chan juga sebenarnya sempet
tidak terima saat aku panggil kamu pake kata chagi, tapi karena dia tau kamu
panggil aku chagi dia juga tidak bisa apa-apa,” Baekhyun menjelaskn lagi dan
aku cuma bisa angguk-angguk kepala ala detektif cantik di manga Jepang.
“Jadi
maksudmu Chan seperti ini padaku karena dia tau kita pacaran lebih lama dari
dugaanya??” Kini Baekhyun yang mengangguk persis ayam lagi matok.
“Sangat
tidak logis,” gumamku.
“Terus
karena apa lagi kalau bukan karena itu??” Aku juga bingung.
***
Hari
ini aku pulang naik bis lagi. Chan entah ada di mana sekarang, sepertinya dia sedang
bersama dengan chingudeulnya. Huuh!! Sekarang dia tak pernah lagi menawarin aku
pulang bareng padahal aku sekarang ingin sekali pulang dengan dia.
Sekarang
sudah jam 5 sore dan aku cuma sendirian di halte yang jaraknya gak terlalu jauh
dengan kampusku. Baekhyun juga sudah pulang dari tadi, dia bilang dia ada
janji, jadi selesai mendengarkan curhantanku dia langsung CAU ke rumahnya,
mungkin.
To
: Chanyeollie
Kamu
di mana chagi? Masih belum pulang juga??
Aku
kirim namjachinguku itu SMS yang aku harap bakal dia balas dengan segera. Dan
harapanku terkabul, dia membalas SMS-ku.
From
: Chanyeollie
Di
Exotick café. Waeyo?? Kamu sudah pulangkan??
Senyum
mendadak terulas di wajahku. Dia menanyakan aku sudah pulang atau belum, itu
berarti dia masih perhatian padaku, iya tidak?? Berarti dia masih cinta padaku.
Aku
balas SMS Chanku itu.
To
: Chanyeollie
Belom.
Aku bingung mau pulang naik apa?? Dari tadi bisnya penuh terus dan tidak ada
taksi.
Semoga
Chan sadar kalau aku mau dia jemput aku sekarang.
From
: Chanyeollie
Owh,
ya udah yang sabar aja nungguinnya ya??
DUAR!!
DUAR!! Rasanya kaya disamber pitir saat dapet SMS itu dari Chan. Iiiiih dia gak
peka banget sih?? Masa dia gak nawarin nganter aku pulang sama sekali?? Maunya
apa coba, masa yeojachingunya eeh, tunangannya malah dikaya giniin sih??
Aku
tidak balas lagi SMSnya dan malah balik SMS Luhan oppa dan Sehun dengan isi SMS
yang sama “Jemput aku di halte dekat kamus, Palli!!!”.
Dan
tak lama Luhan oppa datang dengan Lili bersama dengan Sehun. Aku minta Sehun untuk
duduk di depan aku mau duduk di belakang sekarang. Tepatnya mau tiduran di jok
belakang.
“Noona
waegeure?? Kenapa noona murung lagi??” Sehun namdongsaengku yang sekarang makin
tampan ini bertanya padaku yang sedang meringkuk di jok belakang.
“Aniya,”
jawabku.
“Neo
gwenchana Lulu??” Kini Luhan oppa yang bertanya.
“Ne,
nan gwenchan oppa. Aku hanya lelah,” jawabku berbohong.
“Jangan
bohong sama oppa, kamu pikir oppa ini baru kenal kamu kemarin malem apa??”
Luhan oppa lagi nanya apa maksa sih?? Kenapa dia tidak diem dan bilang “owh”
seperti biasa?
“Pasti
kerena Chanyeol hyung kan??” Sehun menebak dan tebakannya bener. Tapi aku diam,
aku males ngomong sama mereka sekarang. Lagi bad mood nih,,
“Dia
kenapa lagi?? Kenapa kamu sampe kaya gini sih Lu? Oppa gak suka kamu yang kaya
gini. Ke mana perginya yeosaeng oppa yang selalu ceria?” Luhan oppa mulai lagi
pake nada bicara yang nunjukin kalau dia itu peduli sama aku.
Ke
mana juga perginya Park Chanyeol, tunanganku yang dulu selalu perhatian dan ada
buat aku?? Aku kangen dia dan mau dia yang dulu.
Kalau
aja di dunia ini memang ada Vampire Princess Miyu. Itu loh, vampire yang bisa mmberikan
apa yang kita mau secara abadi dengan bayaran darah dan nyawa. Aku jamin, aku
bakal bersedia dihisap darahku asal aku bisa merasakan perasaan yang dulu
pernah aku rasain saat Chanyeol ada di sampingku.
“Aku
di sini oppa, aku gak ke mana-mana kok. Oppa tenang saja,” jawabku sedikit
menghindari pertanyaanya.
“Aish,
kamu ini ya!! Oppa lagi serius nih,” aku terkekeh terpaksa dan rasanya itu
semakin menyakitkan.
“Oppa
tenang saja, nanti kalau aku ingin juga aku akan cerita pada oppa dan Sehun
juga, aku lagi tidak mood saja sekarang, aku cape mau tidur. Nanti kalau sudah
sampai rumah bangunkan ya,” ucapku berpesan pada akhirnya. Aku benar-benar
menutup mataku dan berlari menuju mimpi indahku dengan Chanyeolku yang dulu.
***
Aku
pulang setelah mata kuliahku yang terakhir hari ini selesai. Aku berjalan ke
arah parkiran mobil yang ada di kampusku ini. Aku menghampiri sebuah mobil yang
sangat aku kenali setiap detail bodynya. Yeah, ini mobil tunanganku itu.
Aku
berdiri bersandar di mobil sport hitam yang selalu kinclong setiap harinya itu.
Aku ingin menungu Chan di sini. Aku ingin pulang bersamanya dan aku juga ingin mengajaknya
ke suatu tempat. Dan kalau sudah di tempat itu aku aku akn bertanya kenapa dia dia
bersikap seperti ini padaku.
10
menit.. 30 menit.. 45 menit.. 1 jam.. 1,5 jam.. 2 jam..
Kakiku
rasanya sangat pegal dari tadi berdiri di samping mobil Chan. Tapi penantianku tidak
sia-sia, akhirnya sang pangeran tampan yang aku nantikan datang dengan pangeran
imut yang dulu juga aku sembah setengah mati. Yeah, si Baekhyun, memang mau
siapa lagi pangeran imutnya?? Sungmin Super Junior?? Itu bukan pangera imutku,
tapi pangeran imut semua yeoja yang menjadi fangirl-nya.
“Ya,
Lulu kamu lagi apa di sini??” Tanya Baekhyun yang sepertinya lebih dulu sadar
kalau aku ada di depan mobilnya Chan. Aku lihat ekspresi wajah Chan berubah.
Airmukanya mendadak terlihat tidak suka karena melihat aku.
“aku
ingin mengajak Chan ke suatu tempat sekalian pulang bareng,” jawabku sambil
tersenyum manis, berharap Chan bakal membalasnya. Tapi,,, dia tidak sama sekali
membalasnya. Mengenaskan!!
“Eoddiseo??”
Chan bertanya. Aku tersenyum penuh arti.
Aigo!!
Datar sekali wajahnya?? Apa dia lupa aku ini tunangannya?? Kenapa dia seperti
itu??
“Kamu
nanti juga akan tau, yang penting kita pergi dulu saja,” jawabku masih dengan
senyum berharap. “Dan jangan ajak Baekhyun.” Tambahku mencegah. Aku takut nanti
Chan malah mengajak sahabatnya itu.
“Aish,
siapa juga yang mau ikut sama kalian berdua, kau tenang saja Lulu.” Baekhyun
memasang tampang kesal di wajah imutnya yang selalu bikin aku pengen meluk dia.
Abis dia ngegemesin sih.. Neomu kyeopta.
“Ya
sudah sana pergi,” usirku dan Baekhyun pun berlalu begitu saja tanpa ada salam.
Dasar bacon!!
***
Aku
dan Chan sampai dia sebuah taman bermain yang memiliki banyak sekali kenangan.
Taman bermain aku dan Chan dulu. Taman yang membuat aku benar-benar jatuh hati pada
pangeran kecil yang awalnya aku anggap gila.
“Mau
apa kita ke sini??” Tanya Chan tepat setelah aku menduduki sebuah ayunan yang
dulu aku dan Chan sering mainkan. Aku yang naik dan Chan yang mendorong.
“Mengenang
masa lalu,” aku jawab tanpa melihat ke arahnya.
“Tak
ada gunanya mengenang masa lalu. Sekalipun kita kenang kita tidak akan bisa
mengubahnya hanya bisa menyesali segalanya. Itu sangat menyedihkan.” Ucap Chan.
Entah kenapa aku merasa itu seperti sebuah sindiran yang sangat mengena.
Mendadak
dadaku sesak dan rasanya aku mau menangis karena tidak kuat dengan rasa sakit
ini. Aku bangun dari ayunan dan menghampiri Chan yang melihatku dengan wajah
datarnya.
“Aku
salah apa??” Tanyaku to the point.
“Ne??
Maksudmu??” Entah kenapa aku merasa saat ini Chan berpura-pura bodoh.
“Jangan
berpura-pura Park Chanyeol. Aku tau kamu chagi, aku tau kamu sedang tidak baik-baik
saja saat bersamaku,”
“Aku
bingung,” jawabnya masih dengan wajah datar yang terlihat lebih menyebalkan
dari sapaan paginya selama 14 tahun, dulu.
“Salahku
apa chagi?? Kenapa kamu kaya giniin aku??”
“Kaya
giniin gimana??” Aku tau dia tidak lagi memperkosa aku, tapi dia bikin aku
sakit dengan sikapnya.
“Kamu
sudah tidak perhatian lagi sama aku, kamu selalu cuek dan bersikap dingin sama
aku.” Jawabku tegas agar dia tau kalau aku saat ini sedang menahan emosiku yang
aku tahan setahun lebih.
“Kamu
yang minta kan?? Kamu yang minta aku berubahkan?? Dan inilah aku, aku lah Park
Chanyeol yang sekarang.” Jawabnya santai. Sadar tidak sih dia aku sekarang
sedang bergetar menahan tangisanku yang bisa saja meledak sewaktu-waktu.
“Aku
tak pernah minta kamu berubah jadi seperti ini!!” Sanggahku tak mau kalah.
“tapi
kamu juga tidak pernah bilang sama aku, aku harus berubah jadi seperti apa dan
bagaimana.” Dia berbalik membelakangi aku. Sebenci itukah dia padaku?? Sampai tak
ingin melihatku seperti ini??
“Aku
tidak suka kamu yang seperti ini Park Chanyeol. Aku tidak betah, aku tidak mau
dan aku sudah tidak kuat lagi merasakan semuanya ini.” Airmataku jatuh
membasahi pipiku dan berakhir tanan.
“Ya
sudah kalau begitu kita berhenti saja.” DEG!!! Jantungku!! Rasanya jantungku
berhenti berdetak beberapa saat tadi ketika Chan berkata seperti itu.
“M..
Ma..maksudmu?” Tanyaku terbata.
“Iya,
katamu tadi kamu sudah tidak kuat lagi seperti ini, ya sudah akhiri saja
semuanya.” Dia pergi meninggalkan aku begitu saja dengan mobil sport hitam yang
tadi membawaku ke tempat ini. Sedang aku??
Sampai
saat ini rasanya aku masih sangat kaku. Kakiku terasa di paku dan tubuhku
rasanya seperti di ikat kuat layaknya mumy sampai untuk bergerak itu terasa
mustahil. Dadaku sesak dan kepalaku pusing.
Aku
masih tidak percaya dengan apa yang tadi aku dengar. Chan menyuruhku untuk
mengakhiri semuanya?? Kenapa mudah sekali untuknya berkata seperti itu?? Dan
kenapa juga tanpa ada rasa bersalah sedukitpun??
***
~skip
time~
Sebulan
setelah kejadian di taman itu. Aku sudah cerita semuanya pada Luhan oppa dan
Sehun. Dan kalin tau apa reaksi mereka?? Yap, mereka langsung ingin membunuh
Chan hari itu juga. Tapi aku tahan.
“Dia
harus mati!!” Ucap Luhan oppa saat itu.
“Beraninya
dia berkata seperti itu. Tau seperti itu dari dulu mestinya ku tentang perjodohan
gila ini. Sekarang yeosaeng kesayanganku yang jadi korban. Lihat saja kau Park
Chanyeol, akan aku akan buat perhitungan denganmu,” gerutu Luhan oppa setelah aku
tahan dia agar tidak mencari Chan.
“Ne,
jangan mentang-mentang matematikanya bagus dia jadi kurang ajar. Aku dan Luhan
hyung juga jago matematika kok. Iya tidak hyung??” Heeh?? Sehun apa yang kamu
bicarakan sayang?? Kenapa ngalantur banget sih??
Setelah
hari aku mengadu dengan Luhan oppa itu, Luhan oppa melarang aku bertemu dengan
Chan dan aku menurutinya. Sebenarnya sih saat di kampus aku juga masih sering
memperhatikan tunanganku itu. Aku bisa melihatnya tertawa dan mendengar suara
bass-nya yang aku rindukan.
Beberapa
kali juga aku melihat dia sedang di dekati oleh mahasiswi lainya yang genitnya
luar biasa seperti dasyatnya tornado Australia. Tapi aku tidak mengadukan ini
pada orang tuaku dan melarang oppa dan saengku untuk mengadu. Aku takut
perjodohan ini di batalkan.
Kalian
pasti pikir aku bodoh atau tidak waras karena masih saja mau menerima tunangan
yang dinginnya setang mati?? Iya aku bodoh dan silahkan katai saja aku sepuas
kalian dengan kata “Babo” karena menurutku itu lebih baik.
Aku
terlalu mencintai Park Chanyeol. Aku bahkan sudah menunggu ini selama 16 tahun
dan hanya tinggal menunggu 3 tahun lagi agar mimpiku untuk menjadi nyonya Park
terkabul. Aku ingin memiliki dia sepenuhnya, hatinya, jiwanya, raganya, juga
hartanya.
Waeyo??
Aku serakah?? Kalian jangan munafik!! Aku tau kalian hanya iri, dan aku juga
yakin kalian juga akan melakukan hal yang sama jika kalian ada di posisiku saat
ini. Jadi berhenti mengatai aku serakah!!!
Uh!!
Aku rasa aku sudah mulai gila karena semuanya sekarang.
Aku
sedang di tempat persembunyianku sekarang. Sedang apa?? Yap, menangis lagi.
“Kau
menangis lagi??” Sebuah suara yang sangat aku kenali merusak acara menangsiku
yang sedang khusyu-khusyunya tadi.
“Ne,”
jawabku sambil melihat seorang namja
yang tadi bertanya yang tak lain dan tak bukan dia adalah Byun Baekhyun.
“Karena
Chan lagi??” Aku diam. “Sudah aku bilang kalian itu harus membicarakan semuanya
sampai jelas.” Ujarnya menekankan.
“Bagaimana
caranya??” Itu selalu menjadi petanyaanku yang bisa membuat Baekhyun diam untuk
berpikir mencari cara yang mungkin bisa berhasil.
“Kau
hanya harus datang kehadapannya dan mengajaknya bicara, apa itu sulit??” Aku
mengangguk. “Ya!! Babo. Apa yang sulit hah??”
“Mempertahankan
dia untuk terus duduk di sampingku sampai semuanya selesai,” jawaku lemah. Belakangan
ini aku kurang bergairah hidup karena masalah ini. Bahkan berat badanku turun 7
kilo.
“Aish,
dasar babo!!” Ucap Baekhyun geram dan kemudian dia pergi begitu saja.
Kebiasaannya kabuh, tidak sopan!!
Baekhyun
memang tau masalahku karena aku juga curhat dengannya dan aku juga sering
sekali kena marah dia karena apa yang aku katakan.
Aku
kembali ke posisiku semula dan mau mulai meneruskan acara menangisku yang tadi
tertunda. Tapi tiba-tiba ada lagi yang datang dan langsung saja kau menoleh
hendak memarahi orang yang datang itu karena aku tau pasti orang itu Baekhyun.
DEG!!
DEG!! Jantungku!! Rasanya seperti ada gempa dalam jantungku. Karena mendadak
jantungku berubah menjadi berdebar ubnormal saat melihat siapa yang datang.
Tebakanku memang tidak salah, yang datang memang Baekhyun tapi dia membawa
seseorang dan orang itulah yang belakangan ini merusak kerja otakku karena
terus memikirkan dia. Yeah, dia tunanganku, Park Chanyeol.
“Selesaikan
masalah kalian sekarang juga, aku akan berdiri di sini sampai masalah kalian
selesai. Dan tenang aku akan memakai haedphoneku agar aku tak mendengar apa
yang kalian katakan.” Dia langsung memasang headphone-nya dan bersenandung ria
dengan suara tingginya yang mengagumkan itu.
Aku
diam begitupula Chan. Dia bahkan tak menatapku saat ini, dia telihat sibuk
dengan melihat sekitar.
“Chagi,,”
panggilku dan dia menoleh melihat aku yang menyedihkan ini. Wajahku pasti merah
saat ini, itu karena aku menagis tadi.
“Mianhae,
jinjja mianhae Park Chanyeol.” Ucapku lagi.
“Untuk
apa??”
“Atas
semua kesalahku. Jujur saja aku sendiri tidak tau apa salahku dan apa penyebab
kamu marah sampai seperti ini, aku hanya tau kalau kamu marah padaku dan aku tidak
ingin kamu marah.” Jawabku sambil tertunduk.
“Kamu
mau tau apa salahmu??” Aku mendongak melihatnya dan mengagguk.
“Meyuruhku
berubah,” jawabnya dengan nada datar dan wajah datar itu lagi.
Aku
diam dan berpikr sejenak untuk merangkai kata.
“Ne,
aku minta maaf atas itu. Aku janji tidak akan menuntutmu untuk berubah lagi dan
aku mohon kembalilah seperti dulu lagi dan jangan suruh aku mengakhiri
semuanya, aku terlalu takut kehilangan kamu aku terlalu cinta sama kamu dan aku
tidak berinpi apalagi mengingnkan kamu
pergi dari aku.” Aku kembali menunduk. Menahan malu, tangis dan senang karena
dia mau berbicara denganku.
Aku
dengar dia terkekeh. Aku angkat kepalaku dan melihatnya yang kini tersenyum
hangat padaku dengan senyum khasnya yang sangat aku rindukan itu.
“Wae??
Kenapa kamu tertawa seperti itu?” Tanyaku bodoh.
“Kamu
lucu chagi,” CHAGI?? Dia panggil aku chagi?? Benarkah ini?? Akhirnya kata itu
keluar lagi dari mulutnya setelah sekian lama tak terdengar.
Aku
bingung dalam kesenangan, “Lucu?? Apa yang lucu??” Tanyaku. Aku mulai curiga
lagi sekaang.
“Kamu
pasti pikir maksud kata-kataku waktu aku bilang mengakhiri semuanya itu artinya
kuta putus hubungan. Iya kan??”
Aku
mengangguk ragu. “N..ne, memang mau apa lagi maksudnya??” Tanyaku kemudian.
“Kamu
salah paham chagi, maksudku saat itu menyuruhmu untuk mencabut kata-katamu yang
menyuruhku berubah dan mengakhiri acktingku sampai di situ, tapi kamu hanya
diam jadi aku tinggal saja karena aku juga sudah tidak tahan ingin tertawa.”
Dia masih terkekeh sesekali saat menjelaskan.
Aku
tersenyum senang dan langsung memeluknya erat. Sanga erat. Aku sangat
merindukan dia saat ini dan juga senang karena aku tau kalau dia tidak akan
pergi dariku.
“Kamu
jadi jelak chagi, kamu kebanyakan menangis ya??” Aku mengaguk setelah puas memeluknya.
“Karena
aku??” Aku mengangguk lagi.
“Memang
mau karena apa lagi??” Tanyaku jutek. Haha.. Aku ingin seperti dulu lagi, jadi
tak apakan kalau aku bersikap seperti ini??
“Gomawo
chagi,” kini gantian dia yang memelukku dan aku balas pelukannya sama seperti
dia yang tadi membalas pelukanku.
“Aku
menangis kok malah berterima kasih?? Kamu seneng ya aku nangis??” Aku cemberut
manja padanya dan dia terkekeh. Senagnya aku saat ini..^^
“Tentu
saja, aku senang kamu menangis karena takut kehingan aku, itu berarti kamu
makin cinta sama aku,” ucapnya bangga.
“Ya
sudah, ayo pulang, aku rindu eomma appamu juga Luhan hyung dan Sehun,” ajaknya
dan langsung menggandengakku pergi meninggalkan Baekhyun yang sedang asik
bersenandung ria dengan mata terpejam.
Mianhae-yo
Baekhyun-ah. Salahmu sendiri bernyanyi sambil meram.
***
Sampai
di ruman Chanyeolku ini di sambut dengan hati senang eomma dan appa tapi tidak
dengan Luhan oppa dan Sehun. Mereka menyambut tunanganku ini dengan tatapan
yang seolah berkata mau-apa-ka-datang-ke-sini atau kau-mau-cari-mati.
Hihih…
aku lupa, aku belum bilang pada Chan kalau Luhan oppa dan Sehun marah padanya.
Tapi biar saja, itung-itung ini balasan karena dia membuatku menangis setiap
malam selama sebulan penuh dan itu karena dia.
Besenang
senanglah dengan Luhan oppa dan Sehun, Park Chanyeol-ku sayang….^^@
THE
END
은 Febby 해마. 이 Ruri은리. 한 Ening 은현. 김
Ikka 지까.김 Nesya 시규.
Gomawo
buat eonni-ku yang kasih saran buat bikin bahasa dalam ceritaku lebih formal.
Awalnya aku emang udah niat buat bikin ini formal, tapi aku males ngedit waktu
itu, jadi aku bikin seperti apa adanya, tapi untuk yang kali ini aku bikin
lebih sedikit formal, kenapa sedikit?? Karena aku masih pake kata “kamu” bukan
“kau”.. gak apa-apa kan eon?? #biar sedikit beda aja rasanya..
Dan
masih benyak lagi kata kata yang bikin ini terkesan sangat amat Typo, jadi
mohon maaf ya reader-deul.. aku harap kalian bisa puas dengan apa yang aku buat
ini.. hehe^^ jangan lupa RCLnya ya..
Sampai
ketemu lagi di ff-ku yang lainnya.. dadah^^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar